Kabar JPI - Magelang - Menyadari begitu melimpah ruahnya potensi alam yang dimiliki kota tercinta Magelang, siswa siswi SMK 3 Magelang cerdik menyiasati potensi alam khususnya sektor pertanian yang ada seperti pisang, aloe vera, daun merah, bunga kenanga, buah bit, kopi, sirih cina maupun tumbuhan liar lainnya.
Terinspirasi dari salah seorang founder produsen produk kecantikan herbal di Bali dan berbekal pengalaman short course yang pernah diikuti, maka pada bulan Juni 2020 lalu, produk unggulan sabun VCO herbal mulai diproduksi oleh siswa-siswi SMK 3 Magelang di bawah arahan guru pendamping penelitian Vera Ira Maya Rohi. Dimulai dengan jobsheet, penelitian, pemrosesan produksi, pengemasan hingga pemasaran.
"Selain melakukan produksi di laboratorium MIPA milik sendiri, SMK 3 Magelang juga turut serta dalam lomba KKSI Sabun Antiseptik Herbal."
Demi mendapatkan formula terbaik dan kosistensi pada mutu serta kualitas sabun VCO Herbal berbahan dasar alami, SMK 3 Magelang mempelajari secara mandiri dari berbagai literatur termasuk jurnal penelitian. "Selain melakukan produksi di laboratorium MIPA milik sendiri, SMK 3 Magelang juga turut serta dalam lomba KKSI Sabun Antiseptik Herbal." Seperti yang disampaikan Mila Yustiana selaku Kepala Sekolah SMK 3 Magelang dalam wawancara bersama tim JPI Peduli GERNAS BBI, bahwa; "Keikutsertaan dalam lomba tersebut juga dimaksudkan untuk memperkaya pengetahuan, pengalaman dan mengembangkan jejaring sosial dengan rekan senusantara."
Produk Sabun VCO Herbal memiliki keunggulan tidak mengandung SLS, paraben, pewarna, pengawet maupun alcohol, ramah lingkungan, ramah bagi vegan dan cocok untuk semua jenis kulit termasuk kulit sensitif dengan PH netral. Untuk sabun padat dilengkapi dengan loofah sebagai srub alami.
Dalam proses pembuatannya, dibutuhkan waktu tiga hari untuk menghasilkan sabun VCO padat, dua hari sabun cair, serta 30 menit untuk sabun cuci piring dan sanitizer.
Menarik untuk disimak karena hampir seluruh bahan baku alami produksi sabun VCO Herbal ini berada di sekitaran lingkungan sekolah SMK 3 Magelang. Selain bahan kimia seperti sodium hidroxida dan texapon yang didapat dengan mudah di toko kimia bersertifikasi, semua bahan alami berupa berbagai flora yang tadi sudah disebutkan di awal artikelpun tidak sulit dicari ekosistemnya.
Dalam prosesnya biaya yang dibutuhkan untuk membuat sekitar 12 batang sabun VCO padat hanya memerlukan kurang lebih 50.000 rupiah. Sementara untuk 2000ml sabun cair, 150ml sanitizer dan 1000ml sabun cuci piring, masing-masing membutuhkan biaya produksi 30.000, 9.000 dan 5.000 rupiah.
Meski biaya produksinya terbilang murah namun tidak berbanding lurus dengan tantangan yang dihadapi. Perubahan cuaca yang mempengaruhi suhu udara yang berubah-ubah membuat proses fermentasi VCO seringkali gagal. Pun hal yang sama terjadi dalam proses pengeringan ektrak loofah sebagai salah satu bahan alami yang digunakan memerlukan waktu lebih panjang.
Seperti dikutip dari pernyataannya, Mila Yustiana menuturkan, sejauh ini produk sabun VCO masih belum dipasarkan secara komersil. Hal ini terkendala belum dimilikinya Nomor Izin Berusaha (NIB) sehingga belum mengantongi izin edar dan izin BPOM. Namun meski demikian SMK 3 Magelang tetap tangkas berstrategi dengan memanfaatkan media sosial dan bekerja sama dengan stakeholder terkait seperti komunitas kewirausahaan sosial LPKK. Selain itu lewat Edu Citra Hotel sebagai rekanan yang memfasilitasi, sabun VCO Herbal digunakan sebagai give away bagi tamu long staycation.
“Kedepan kami ingin menindaklanjuti dengan pengiriman sampel ke LIPI, untuk diuji sehingga mampu penetrasi ke pasar yang lebih luas dan kami sudah konsultasi melalui surat elektronik ke LIPI, mendapat NIB, Izin BPOM dan Izin Edar” ujar Mila Yustiana kepada JPI di sela kesibukannya.
Melengkapi produk unggulan sabun VCO Herbal ada juga produk unggulan lain berupa kain D’Jelipat dan Brownies Mocaf.
Program Keahlian Tata Busana SMK 3 Magelang, Memiliki Produk Unggulan berupa kain celup yang dilabeli d’JeLiPat. Kain celup d’JeLiPat merupakan akronim dari d’ = perlakuan Je = Jelujur, Li = Lipat/ikat, Pat = mampat dengan system celup yang mengadopsi system pewarnaan ala Jepang Shibori. Produk d’JeLiPat dibuat berupa Kain Panjang. Dari kain panjang tersebutlah kemudian berbagai produk fashion dan lenan rumah tangga dihasilkan seperti tempat tissue, sarung handphone, sarung bantal kursi dan sarung galon.
Keunggulan d’JeLipat memiliki didesain motif abstrak dikombinasi dengan motif jumputan. Prosesnya handmade dengan teknik pewarnaan kombinasi 2-3 warna. Meski harganya relatif lebih murah tapi kain d’Jelipat mampu bersaing dengan produk branded lainnya.
Dari jurusan tata boga SMK 3 Magelang memproduksi produk unggulan Brownies Mocaf yang berbahan dasar tepung mocaf (modified cassava flour). Mengingat daerah Magelang raya juga dikenal sebagai penghasil tanaman singkong. Dibuat pertama kali Oktober 2017 dan sudah bersertifikasi halal dari MUI. Keunggulan produk brownies mocaf ini adalah tentu saja pada tepung mocafnya. Tepung ini sangat baik untuk orang yang ingin mengkonsumsi makanan yang tidak tinggi kalori, rendah gluten. Brownies mocaf dengan merek dagang "Browncafies" ini dipasarkan secara online melalui platform-platform media sosial seperti WhatsApp, Facebook dan Instagram. Dengan harga Rp.36.000/box – Rp. 40.000/box.
"Jangan berhenti belajar dan bereksperimen karena dengan kemajuan industri 4.0 menuju 5.0 kita dituntut mampu mengakses referensi dan jurnal penelitian ilmiah dengan baik."
Kehadiran sabun VCO Herbal, Brownies Mocaf dan kain D'Jelipat sebagai produk unggulan SMK 3 Magelang yang ramah lingkungan, mengangkat kearifan lokal dan peduli potensi wilayah, baik alam maupun masyarakatnya, tentu saja mendapatkan perhatian dan dukungan dari diknas setempat. Tak lupa di akhir wawancara Kepala Sekolah juga menyampaikan pesan kepada seluruh siswa-siswi SMK 3 Magelang yang dibanggakannya, "Jangan berhenti belajar dan bereksperimen karena dengan kemajuan industri 4.0 menuju 5.0 kita dituntut mampu mengakses referensi dan jurnal penelitian ilmiah dengan baik." Dari kemampuan inilah kedepan kita bisa berinovasi yang diharapkan akan berdampak baik pada komunitas sekolah maupun alam dan masyarakat sekitarnya.
19 Komentar
wow hebat semoga didukung pemerintah, minimal pemda setempat untuk diproduksi UMKM setempat ya?
BalasHapusAgar kita ngga terlalu tergantung pada komoditi impor
Hebaaattt!
BalasHapuskeren, mantab jiwa!
Duh, makin bangga akuuu
sabun VCO Herbal, Brownies Mocaf dan kain D'Jelipat sebagai produk unggulan SMK 3 Magelang yang ramah lingkungan, mengangkat kearifan lokal dan peduli potensi wilayah, baik alam maupun masyarakatnya,
Mantap SMK 3 Magelang..
BalasHapusTerus produktif berkarya yang peduli pada potensi alam, masyarakat dan kearifan lokal yang ada.
Keren ya siswa SMK 3 Magelang. Ikut bangga, dan semoga cepat mendptkan sertifikasi dari MUI biar pemasaran prodak semakin meluas.
BalasHapusBravo SMK 3 Magelang, SMK bisa. Produk dan hasilnya bisa dimanfaatkan masyarakat.
BalasHapusKreatif sekali anak-anak SMK ini 😍 kebetulan aku dulu juga SMK pernah ikut lomba kan emang banyak bandt jurudan unik-unik dan menghasilkan produk yang bagus. Tinggal ke depannya lagi gimana
BalasHapusWah aku naksir kain jelipatnya nih. Kiyut banget warnanya. Kalo sabun vco-nya juga bagus, ditunggu nih moga keluar ijinnya untuk dipasarkan.
BalasHapusLuar biasa ini mereka ya berhasil menciptakan produk kreatif yang nyata-nyata dibutuhkan oleh masyarakat. ya Kak.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSMK 3 Magelang kereeen. Menyiapkan calon entrepreneur yang siap bersaing dengan kepedulian pada potensi wilayah sekaligus mengangkat kearifan lokal.
BalasHapusRafa... galfok sama browniesnya, dooong.
Wah ..... Baru tahu ini, ternyata SMK 3 Magelang keren banget, bisa menyiapkan entrepreneur yang siap bersaing di masyarakat. Dan selalu terus semangat
BalasHapusWuih keren banget ini SMK 3 Magelang ini. Kreatif dalam mengolah bahan-bahan yang ada ya. Patut diteladani nih sama anak SMK lain, malah sama para ibu-ibu. Ini bsa nambah penghasilan, dan menambah nilai bahan-bahan yang ada. Pas untuk dilakukan di masa pandemi yang memang bikin banyak yang kehilangan mata pencaharian ya.
BalasHapusKeren banget.. kreatif dan produktif, calon-calon enterpreneur sukses ini, harus selalu didukung ❤️ oh iya, kain D'Jelipat mirip dengan kain Sasirangan Kal-Sel dari teknik pewarnaannya juga.. motifnya jadi keren dan cantik ❤️
BalasHapuswah hebat nih anak-anak SMK 3 magelang, ini tentu tak lepas dari sosok kepala sekolahnya yang ingin membawa kemajuan bagi sekolah
BalasHapusWow mantaap! Keren banget siswa SMK 3 Magelang bisa produksi sendiri sabun VCO Herbal, Brownies Mocaf dan kain D'Jelipat. Semangat terus ciptakan karya dan peluang. Apalagi di masa pandemi gini, bisa jadi usaha dan mendapatkan keuntungan.
BalasHapuswaw brownies mocafnya cantik banget
BalasHapuskeren sih SMK 3 Magelang, bakalan bisa menghasilkan pengusaha sukses
praktik nyata memang solusi praktis untuk menumbuhkan kegigihan
Setuju, dengan kemampuan mengakses sumber-sumber ilmu pengetahuan seperti jurnal-jurnal ilmiah, para siswa akan semakin inovatif dan bersemangat bereksperimen seperti membuat sabun VCO, dan produk lainnya ini ya, keren...
BalasHapusPatut bangga sama anak SMK tapi sudah bisa menghasilkan karya dan produk memiliki nilai jual.
BalasHapusMasya Allah SMK 3 Magelang kerennn, bravo untuk kreativitasnya. Jatuh cinta sama motif-motif kainnya, kece-kece semuaaaa. Saya sampe gugling untuk tau lebih banyak
BalasHapus