IKLAN

www.jaringanpenulis.com

SMKN 2 Jeneponto Sulses Bangkit di Tengah Pandemi Dengan Karya Unik dan Menarik

 

Masuk sebuah SMK bukan berarti siswanya tidak bisa masuk Perguruan Tinggi dan langsung bekerja. Bisa saja, dengan masuk SMK semua siswanya menjadi lebih terampil dalam melakukan kegiatan mereka dan membantu para siswa mendapat bekal untuk tahu pekerjaan apa yang bisa digunakan untuk mengisi waktu luang mereka. Selain itu, pemerintah telah gencar mendorong SMK berkreavitas dalam kehidupan bersekolah maupun bermasyarakat dan sebagai penggerak ekonomi negara. Kemendikbud melalui Direktorat Mitras DUDI mendata beberapa sekolah kejuruan yang telah mampu menghasilkan produk karya sekolah-sekolah tersebut. 

Salah satunya adalah SMKN 2 Jeneponto, Sulawesi Selatan yang terus mengembangkan usaha POBUSAKE, Pot Bunga dari Sabut Kelapa bersama para muridnya. Pandemi Corona bukan menjadi penghalang bagi kepala sekolah, guru, staf sekolah maupun para murid untuk bekerja. Pada pertengahan tahun 2020, justru mereka memulai usaha POBUSAKE. Meskipun produk tersebut masih baru dan dalam tahap pengembangan, namun prospek kedepan sangat menjanjikan.

Pot Bunga Sabut Kelapa

Pada mulanya, para guru SMKN 2 Jeneponto mendengar adanya problem limbah sabut kelapa dari masyarakat sekitar dan mereka memberi ide sedikit pengembangan kepada para siswa dan siswi SMK N 2 Jeneponto. Siswa-siswi pun memanfaatkan limbah sabut kelapa dengan menjadikannya pot bunga. Pemanfaatan limbah sabut kelapa tersebut menjadi barang yang bernilai bagi guru, siswa maupun masyarakat sekitar. Adapun, proses pembuatan POBUSAKE juga tidak sulit, satu siswa bisa menghasilkan tiga buah pot dalam satu hari. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat satu pot bunga adalah sabut kelapa dari penjual kelapa dan kawat rang yang dibeli dari toko bangunan. Modal pembuatan satu pot bunga adalah Lima Belas Ribu Rupiah.

Tantangan terbesar para siswa dalam membuat produk POBUSKE adalah kesusahan memasukkan sabut dalam rangka, perlu keahlian khusus dalam memasukkan sabut tersebut. Adapun, POBUSAKE sudah pernah dipasarkan secara online untuk mendorong industri UMKM. Strategi pemasaran mulai dari media sosial, sistim keluarga dan titip toko. Kisaran harga jual produk tersebut sekitar Dua Puluh Lima Ribu sampai Empat Puluh Ribu Rupiah,  harga ditentukan ukuran dan model.


Diknas setempat sangat mendukung dan mendukung hasil karya siswa-siswi SMKN 2 Jeneponto yang sudah masuk dalam daftar salah satu SMK terbaik di Kemendikbud. Pak Haji Basse selaku kepala sekolah SMKN 2 Jenepponto sangat berharap agar pengembangan pot dari sabut kelapa ini bisa dipadukan dengan berbagai jenis tanaman hias, sehingga hasil jualnya bisa lebih tinggi apalagi di Indoensia ini kaya akan berbagai jenis tanaman yang bisa dijadikan tanaman hias.

“Buka peluang berwirausaha sebanyak mungkin. Tingkatkan UMKM. SMK bekerja, bukan tidak bekerja. Di sekolah sudah dapat ilmunya, sudah praktek, sudah tau hasilnya, tinggal melanjutkan dan mencari peluang-peluang lainnya," ungkap beliau saat dihubungi tim Jaringan Penulis Indonesia.

SMKN 2 Jeneponto sudah membuktikan, walau ditengah pandemi COVID-19, mereka tetep bisa berkarya, bahkan mampu bangkit dengan membuat karya sekolah yang unik dan menarik berbahan limbah. Penasaran dengan PUBUSAKE karya anak-anak SMKN 2 Jeneponto? Silahkan langsung menghubungi akun-akun sosial media resmi milik SMKN 2 Jeneponto. Mari kita dukung produk lokal karya sekolah.







 







Posting Komentar

0 Komentar