IKLAN

www.jaringanpenulis.com

[Cerpen] Arini Ronsulangi dengan judul, "Pacar atau Sahabat?"

Pacar atau Sahabat?
Karya Arini Ronsulangi

sumber gambar : apdatetong.blogspot.com

Di sebuah desa, ada dua gadis cantik yang sudah saling kenal sejak mereka kecil, yaitu Rachel dan Arini. Saat itu, mereka sudah kelas 12 (dua belas) SMA dan akan mempersiapkan diri ke Perguruan Tinggi.
"Rin, kita kan udah mau lulus nih, terus lanjutannya gimana?" tanya Rachel.
"Hmm.. Gimana ya? Aku juga ingin lanjut sih, tapi kan kita harus ke kota!" jawab Arini.
"Iya sih, dapat ijin nggak ya?" tanya lagi Rachel.
"Entahlah, aku tak tahu juga!" jawab Arini.
Kedua gadis itu pun termenung sejenak sambil memikirkan jalan keluar agar mereka bisa ke kota untuk meraih cita-cita mereka. Hari sudah mulai malam, mereka pun kembali ke rumah masing-masing.
"Ibu, El kan udah mau lulus nih, terus El boleh nggak kuliahnya di kota?" tanya Rachel ke ibunya.
"Kalau itu untuk masa depan kamu, mengapa tidak?" jawab Ibu sambil tersenyum.
"Benar, Bu? Wah, terima kasih Ibu!" ujar Rachel dengan penuh bahagia.
Rachel pun menelepon Arini karena sudah mendapatkan ijin dari Ibunya.
"Rin.. Gimana? Udah belum?" tanya Rachel.
"Belum El, belum. Ibuku masih diam aja nih!" jawab Arini.
"Ya, sudahlah!" ujar Rachel.
Keesokan harinya merupakan hari kelulusan, Arini dan Rachel mendapatkan nilai yang sangat bagus. Selain itu, mereka juga mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di Perguruan Tinggi di kota. Tentunya membuat mereka sangat senang dan bahagia.
"Rin, aku enggak nyangka kita bisa ke kota ya?" ujar Rachel dengan gembira.
"Iya nih, enggak bisa berkata-kata lagi. Intinya aku senang bingitz!" ucap Arini.
Mereka pun segera berkemas barang-barang yang akan mereka perlukan untuk berada di perkotaan.
"Nak, jaga diri kamu baik-baik disana ya!" ujar Ibu Rachel.
"Iya, Bu. Sesampainya disana, aku akan telepon ibu,” kata Rachel.
Ibunya Rachel hanya mengangguk saja sambil tersenyum ke Rachel. Sementara itu di rumahnya Arini terjadi sesuatu yang tidak terduga. Ibunya Arini mengalami sakit parah.
"Nak, kamu pergi aja. Tidak apa-apa kok, demi cita-cita kamu!” ujar Ibunya Arini.
"Ibu, Arini nggak mungkin ninggalin Ibu dengan keadaan seperti ini," ucap Arini.
"Kak, nggak apa-apa kok, kan ada adik yang bisa jagain ibu?!” ujar Dewi yang merupakan adiknya Arini.
Arini merenung. Sejenak matanya mulai berkaca-kaca sambil melihat keadaan ibunya.
"Arini nggak mungkin bisa pergi dengan tenang kalau ibu seperti ini,” ucap Arini dalam hatinya.
Tiba-tiba datang Rachel untuk menjemputnya.
"Arini… Ar, berangkat yuk!" teriak Rachel.
"Sebentar ya!" jawab Arini.
"Ibu, Arini pamit ya? Ibu harus kuat dan harus sembuh," ujar Arini.
"Iya nak, kamu baik-baik disana!" pesan Ibunya Arini.
"Dewi, kamu telepon kakak kalau terjadi sesuatu dengan Ibu ya?” pesan Arini ke Dewi.
"Siap kak!" ucap Dewi.
Mereka berdua pun berangkat ke kota. Sesampainya disana, mereka berdua mencari tempat untuk mereka tinggali. Hari sudah menjelang sore, mereka putuskan untuk pergi mendaftar lebih dahulu di kampus. Selesai mendaftar, mereka melihat ada sebuah rumah yang bisa dikontrakkan di dekat kampus mereka. Pergilah mereka berdua ke sana!
"Selamat sore… Permisi," ujar Rachel.
"Iya, selamat sore. Ada apa ya?" tanya Ibu keluar dari rumah tersebut.
"Kami mau mencari rumah untuk dikontrakan, Bu. Kira-kira ada atau tidak ya?" jawab Arini.
"Oh, ada. Kalau kalian berminat, mari silakan masuk dulu!" ajak Ibu itu.
Mereka pun berbincang-bincang dengan Ibu itu sambil memperkenalkan nama mereka.
"Panggil saja Ibu Wati," ujar Ibu itu.
Arini dan Rachel juga memperkenalkan diri ke Bu Wati. Beberapa jam kemudian, Arini dan Rachel mendapatkan kontrakan. Hari telah dilalui, perjalanan yang panjang membuat Arini dan Rachel kelelahan sehingga memutuskan untuk langsung tidur.
Keesokan harinya, Arini dan Rachel merasa kelabakan. Tepat, hari ini merupakan hari pertama masuk kampus dan mereka berdua sangatlah tergesa-gesa. Sesampainya di kampus, mereka bertemu dengan seorang pria yang sangat tampan, namanya Rizky.
"Wah, kelihatannya dia anak orang kaya!" kata Rachel dalam hatinya.
"El, ayo masuk! Udah mau mulai mata kuliah pertama!" ajak Arini.
Mereka pun menuju ke kelas. Tanpa disadari, mereka sekelas dengan Rizky. Mereka menjadi teman dekat setelah mereka saling mengenal. Entah, sadar atau tidak sadar secara diam-diam Arini dan Rachel menyukai Rizky dan Rizky juga menyukai mereka berdua.
"Aduh, aku kok, jadi mikirin mereka berdua sih?” tanya Rizky kepada dirinya.
Tiba-tiba telepon dari Rizky berbunyi. Ternyata itu, telepon dari Arini.
"Kok, kamu bisa tahu sih, nomor HP aku?” tanya Rizky.
"Gak penting ah! Btw, kamu lagi ngapain?" selidik Arini.
"Nggak ngapa-ngapain sih, kenapa?" tanya Rizky ke Arini.
"Ada yang ingin aku bilang ke kamu,” jawab Arini.
"Apa?" tanya Rizky.
Sejenak terdiam.
"Hmm, enggak jadi deh! Hehehe. Maaf ya," ujar Arini.
"Apa harus aku nembak dia malam ini? Apa nanti aja ya?" Rizky masih bertanya-tanya dalam hatinya.
"Ya udah, aku tutup dulu teleponnya ya!" ujar Arini.
"Eh, bentar. Arini… Hmm," panggil Rizky.
"Iya, Ki. Ada apa?" tanya Arini.
"Mau nggak kamu jadi pacar aku?" tanya Rizky.
"Hah?! Bener nggak sih? Apa yang harus aku jawab? Aduh, aku nggak bisa berpikir secara baik-baik sekarang!” kata Arini dalam hatinya. 
Arini tampak sedikit kebingungan tapi bahagia.
"Gimana?" tanya Rizky lagi.
"Hmm.. Iya deh, Ki. Aku mau kok!" jawab Arini.
Dan akhirnya mereka berdua pun pacaran. Rachel kelihatan curiga ke Arini karena setiap harinya dia selalu ditemui oleh gebetannya secara Rachel masih belum tahu siapa gebetan Arini yang sering diceritakan, padahal sudah sekitar kurang lebih 5 bulan belakangan ini. Tidak lama kemudian, Rachel mengetahui bahwa Arini sudah pacaran dengan Rizky secara diam-diam.
"Tega kamu, Rin! Kok, kamu gitu sih, jadi sahabat? Sakit tahu!" Rachel mengungkapkan seluruh isi hatinya dengan menangis.
"Kamu kenapa El? Kenapa marah-marah gak jelas?” tanya Arini bingung.
"Jangan pura-pura gak tahu deh! Aku udah tahu kamu pacaran dengan Rizky kan?" tanya Rachel lagi dengan nada keras.
“Maaf El, aku gak bisa bohongi perasaanku kalau aku juga suka Rizky,”" jawab Arini.
"Kamu kan tahu kalau aku suka Rizky udah lama. Kenapa kamu gini kan aku sekarang?” tanya Rachel.
"Maaf,” jawab Arini.
Sejak itu pun, Rachel sudah tidak mau bertemu dengan Arini. Melihat keadaan seperti itu, akhirnya Arini memutuskan hubungannya dengan Rizky berakhir dan menyuruh Rizky untuk pacaran dengan Rachel. Beberapa hari kemudian, berita Rachel dan Rizky pacaran sudar tersebar ke seluruh kampus. Gak sengaja, Rachel dan Arini ketemu.
"Arini!” panggil Rachel.
Arini menoleh dan menghampiri Rachel yang sedang jalan mesra dengan Rizky.
"Selamat ya, El!” celetuk Arini dengan wajah bahagia.
“Aku enggak apa-apa kok! Melihat kamu bahagia itu sudah cukup bagi aku. Oh ya, aku enggak mau kelihangan sahabat hanya karena rebutan pacar," ujar Arini dalam hati.
"Rin, kamu memang sahabat terbaik aku! Hmm, aku bangga sama kamu karena kamu rela melepaskan seseorang yang kamu cintai demi melihat sahabatnya tersenyum," bisik Rachel sembari memeluk Arini.
Persahabatan keduanya tak jadi berantakan. Mereka berdua pun kembali mengejar cita-cita keduanya. Arini sadar kalau tujuan utamanya ialah fokus menggapai masa depan.
“Meskipun aku masih mencintainya tapi aku tidak mau kehilangan sahabat aku,” batin Arini sembari menutup cerita kisah cintanya dan persahabatannya.
TAMAT.

Biodata Penulis
Nama Penulis : Arini Ronsulangi
Email : arinironsulangi@gmail.com
Instagram : @arini_ronsulangi17

Posting Komentar

0 Komentar