IKLAN

www.jaringanpenulis.com

SINOPSIS FTV HUT SCTV “WHATS’S WRONG WITH MY 28”



SINOPSIS FTV HUT SCTV
“WHATS’S WRONG WITH MY 28”
Ide Cerita & Skenario
Fitria Yusticia
Endik Koeswoyo

     Nila (28 tahun) bete banget pagi ini. Dalam perjuangannya menembus enam jam perjalanan dari Jakarta – Banten dengan menggunakan bus, dia harus duduk bersebelahan dengan laki-laki yang super ngeselin. Pasalnya, hanya ada satu bus yang menuju tempat itu. Jadi sudah pasti para penumpang saling berebut tempat duduk demi kenyamanan masing-masing. Mereka sempat adu mulut. Nila tak henti-hentinya nyumpahin laki-laki itu, karena dia membiarkan seorang nenek berdiri, akan tapi laki-laki itu tetap cuek, memilih tidur karena perjalanan masih sangat jauh.
     Dia adalah Derry (28 tahun). Laki-laki yang duduk bersebelahan dengan Nila. Tanpa sepengetahuan Nila, Derry adalah karyawan sebuah perusahaan besar yang berlokasi dimana Nila bertugas.
Karena suatu hal, Nila dipindah tugaskan oleh dinas kesehatan tempatnya bekerja untuk bertugas sebagai dokter umum di puskesmas sebuah pedesaan terpencil di daerah pesisir Banten Selatan. Menurut informasi yang beredar, Nila adalah dokter sekaligus perawan tua yang galaknya minta ampun. Karena kegalakannya itulah sampai usianya menginjak 28 tahun, belum juga bertemu dengan sang tambatan hati. 
Sesampainya di daerah tujuan, ketika hendak turun dari bus, Nila panik karena salah satu tasnya hilang. Dia ribut ke sopir dan kernet tapi mereka tak menghiraukan. Nila menduga, jangan-jangan tasnya kebawa si cowok ngeselin yang duduk disampingnya? Harapannya pupus sudah. Cowok itu telah menghilang dari terminal. Nila bete banget. Akhirnya dia naik ojek untuk mengantarkannya mencari alamat yang diberikan oleh atasannya.  
     Nila berhenti disebuah rumah sederhana namun asri. Kedatangannya pun disambut hangat oleh bidan Nani (48 tahun). Bidan Nani adalah satu-satunya bidan di desa itu. Selama ditugaskan disini, Nila tinggal dirumah bidan Nani.
     Nila syock ketika laki-laki yang membuatnya bete di bus tadi, keluar dari rumah bidan Nani. Derry cuek aja. Bidan Nani bilang kalau Derry adalah keponakannya yang kebetulan ketrima kerja di perusahaan besar didaerah sini. Derry juga akan tinggal disini. Nila langsung ribut nanyain tasnya yang hilang, Derry  masih cuek, sok nggak tau. Nila kesel banget. Bu Nani meminta Derry untuk ngecek lagi barang bawaannya. Ternyata benar. Tas Nila kebawa oleh Derry. Nila jengkel banget sama Derry semenjak hari itu.
     Nila dan Derry kerap kali berselisih. Nila yang perangainya rapih, tertata, rajin bersih-bersih harus tinggal dengan Derry yang perangainya semrawut, berantakan dan jorok. Hal-hal kecil yang dilakukan Derry kerap kali memancing amarah Nila. Setiap kali Derry datang bersama teman-temannya, rumah pasti jadi berantakan. Nila tak enak dengan bu Nani, meskipun Bu Nani memintanya untuk membiarkan saja.
     Di Puskesmas, Nila terkenal sebagai dokter yang galak dan sadis, namun baik hati. Setiap ada yang tidak suka dengan pelayanannya, kata-kata perawan tua kerap kali menjadi lemparan buat dirinya. Beberapa temannya pun menaruh kasihan padanya. Karena didaerah itu, usia 28 tahun belum menikah adalah suatu hal yang tabu. Nila jadi bete sendiri. Teman-temannya menduga, sifat galaknya itu akan hilang jika dia telah menemukan pendamping untuk hidupnya. Mereka pun berlomba-lomba mencarikan Nila pendamping hidup. Nila tak habis pikir, kenapa orang-orang disekitarnya sangat mempermasalahkan dirinya yang hingga kini belum juga menikah.
Suatu hari, Ujang (24 tahun), salah satu teman Derry mengalami kecelakaan. Dia dibawa ke puskesmas. Karena luka sobeknya cukup parah, Nila menyarankan untuk di jahit. Mendengar kata dijahit, Ujang malah hendak kabur. Dia lalu di cegah oleh Nila. Nila memarahi Ujang yang tidak peduli dengan keselamatannya. Ujang ngotot nggak mau dijahit, tapi dengan sigap Nila di bantu beberapa orang disitu memaksa Ujang. Mengikat tangan dan kakinya dan menyuntiknya obat bius. Ujang pun terkulai lemas. Orang-orang yang ada disitu saling melirik. Saling memandang, seolah hendak mengomentari sikap Nila yang anarkis itu. “gila, amit-amit dah..jangan sampai gua masuk sini, dokternya galak minta ampun!”. “iya, kasihan Ujang, gua berharap dia masih bisa bangun nanti”. “hus, ngaco lu..bisa lah, kan itu cuma obat bius doang?”. “kalian bisa keluar nggak?!! Dilarang berisik disini!!!”. Mereka segera keluar karena takut dengan bentakan Nila.
     Nila dan bu Nani menjahit luka sobek dikaki Ujang. Gerakan Nila sangat gesit. Sebentar saja sudah selesai. Derry datang mengunjungi Ujang. Dilihatnya Nila dari balik tirai, sedang membalut luka Ujang. Dia segera menyibakkan tirai itu. Jantungnya deg-degan, entah kenapa. Dia kembali membuka tirai itu untuk melihat Nila. Jantungnya makin berdetak kencang, saking kencangnya dia sampai mengeluhkan dadanya sakit. Teman-temannya yang ada disitu berteriak meminta bantuan. Nila yang telah selesai membalut luka Ujang segera keluar. Derry pun pingsan. Teman-temannya mengangkatnya memasuki ruang pasien. Nila memeriksa Derry. “semuanya normal, aneh?” Nila pergi meninggalkan Derry. Ternyata Derry hanya pura-pura. Semenjak hari itu, ada suatu rasa yang aneh ketika dia memandang Nila.
Dia adalah Romi (40 tahun). Pengacara yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Kebetulan di daerah itu terkenal kawin cerai. Dia sengaja membuka jasa pengurusan perceraian. Dia menuai banyak uang dari bisnisnya itu. beberapa kali gonta-ganti pacar, sampai usianya 40 tahun, belum juga menikah. Orang-orang Puskesmas menamainya si crazy man. Cewek-cewek ganjen nan seksi adalah kebanggaannya. Mencoba mendekati Nila. Jelas saja Nila nggak mau.   
Ada lagi kang Somad (30 tahun). Sholeh, juragan siomay keliling. Jelas saja Nila menolak, orang tuanya dikota jelas tidak akan setuju.
Ada lagi kang Dedet (30 tahun) laki-laki beristri tiga, anak enam. Hebatnya lagi, ketiga istrinya akur dan tinggal serumah. Mendengar ada dokter gadis dari kota, kang Dedet langsung mencari informasi terkait Nila. Bahkan dia nekat mendekati Nila. Nila pun jijik bukan main. Dia kerap kali mengganggu Nila. Bahkan salah satu istrinya melabrak Nila karena tak mau di madu lagi.
Nila mengeluhkan hal ini ke temannya. Hingga suatu hari, salah satu temannya di Puskesmas mengajaknya berkenalan dengan seorang laki-laki single dan mapan. Dia menyebutkan kriteria yang melekat pada laki-laki itu. Sangat sesuai dengan kriteria Nila. Nila setuju. Tak ada salahnya dicoba.
Derry sedang sibuk mengurus beberapa laporan untuk meeting hari ini. ditengah-tengah kesibukannya itu, seorang teman menghubunginya. Mengajaknya nongkrong sore ini. temannya akan mengenalkannya dengan seorang perempuan sempurna, yaa..meskipun usianya sudah diambang batas. Setelah mengetahui kriterianya, Derry pun tak menolak. sesuai dengan kriterianya. Dia memang sedang mencari calon untuk dia nikahi di usianya yang hampir menginjak 30 tahun.
Nila sedang duduk termangu di teras rumah meratapi kehidupannya yang mulai terusik semenjak teman-temannya mengenalkannya pada beberapa laki-laki. Bukannya tak mau, namun Nila punya kriteria tersendiri dalam memilih calon pasangan hidupnya. Ditengah lamunannya, Derry melemparinya dengan batu kerikil. “woy..perawan tua siang-siang bolong ngalamun! Pamali!”. Nila kesel banget. Derry selalu membuat dirinya kesal. Derry pergi gitu aja. Nila baru ingat kalau ada janji dengan temannya. Dia pun segera bersiap-siap.
Sesampainya di sebuah café sederhana, Nila syock dengan keberadaan Derry yang duduk diantara teman-temannya. Rupanya lelaki yang hendak dikenalkan kepadanya itu adalah Derry. Nila kesel banget. Namun mereka berdua mencoba untuk akur, padahal dalam hati mereka saling nyumpahin. “sial..kenapa nenek lampir ini yang dikenalin ke gua?!” ucap Derry dalam hati. “Astaga..kenapa cunguk ini sih orangnya?? Eeergh!!” ucap Nila dalam hati.  
Semenjak pertemuan itu, dirumah, mereka jadi sama-sama canggung. Meskipun beberapa bulan tinggal serumah, mereka tidak pernah tau kepribadian satu sama lain, bahkan ternyata mereka adalah kriteria satu sama lain. Bu Nani pun mulai menyadari keanehan antara mereka berdua. Bahkan, bu Nani mengatakan kepada suaminya, pak Joko. Bagaimana jika menjodohkan mereka berdua.
     Suatu hari, Nila mendapat pesan kalau ada seseorang yang sakit keras di sebuah desa. Karena letaknya cukup jauh, Nila terpaksa meminta tolong Derry untuk mengantarkannya. Derry awalnya menolak, karena kasihan dengan Nila, Derry pun mau mengantar Nila mendatangi rumah pasien untuk memeriksa. Lambat laun, karena kebiasaan mengantar inilah, lama-lama timbul rasa diantara mereka berdua.  
     Suatu hari, Nila membantu bidan Nina memasak dan menyiapkan makanan untuk sarapan. Bidan Nina memuji akan kemampuan Nina dalam memasak saat mereka sedang makan bersama di ruang makan. Derry jadi salting sendiri, “makin meleleh nih gua kalo kaya gini ceritanya”, ucapnya dalam hati. Rupanya Derry diam-diam menyukai Nila. Hanya saja Derry takut untuk mendekati Nila yang jutek padanya.   
Hingga suatu hari, Romi yang masih terus mengejar Nila, datang kerumah Bu Nani dengan membawa rombongan untuk melamarnya. Nila kaget. Nila tak bisa berbuat apa-apa. Namun beruntungnya, Derry datang menolak lamaran itu. dengangagah berani didepan banyak orang termasuk tantenya, Derry bilang kalau Nila adalah calonnya. Selama ini mereka sudah menjalin kasih. Bu Nani, pak Joko dan orang-orang yang ada disitu kaget. Kang Romi patah hati. Dia pergi meninggalkan rumah itu bersama rombongannya.
Pada suatu malam, Nila menemui Derry yang tengah duduk terdiam didepan teras rumah. Nila mengucapkan terimakasih karena telah menolongnya. Derry bilang itu cuma sandiwara, karena saat itu kang Romi datang untuk melamar dirinya. Nila sedikit kecewa. Saat mereka saling terdiam, Derry memberanikan diri menyatakan cintanya untuk Nila. Nila bingung, tapi sesunggunya Nila pun telah jatuh cinta pada Derry. Dan di malam itu mereka pun jadian.
Bu Nani dan suaminya memanggil Nila dan Derry. Akhirnya mereka berdua mengakui kalau mereka sebenarnya baru saja jadian. Bu Nani dan suaminya pun bahagia, akhirnya keponakannya bisa mendapatkan calon yang sesuai dengan dirinya di usia yang sudah pantas untuk menikah.
Selang beberapa hari, Derry dan Nila kembali ke kota untuk melakukan prosesi lamaran dan menikah. Mereka pun bahagia untuk selamanya.

–SEKIAN-
   
KARAKTERISASI PEMAIN
1. DERRY (28 tahun)
Sok cool, sok macho, banyak gaya, sholeh, tipe pemilih, sengaja suka ngusilin Nila.
2. NILA (28 tahun)
Mandiri, dokter yang cerdas, cantik, namun galak dan juteknya minta ampun.
3. BU BIDAN NINA (48 tahun)
Bidan siaga, ramah, baik, istri yang setia, humoris.
4. PAK JOKO (50 tahun)
Bijaksana, Lurah idaman.
5. UJANG ( 24 tahun)
Lucu, kocak, sahabat Derry.
6. ROMI (40 tahun)
Pengacara kondang di daerah itu. kerap kali mengatasi masalh perceraian yang banyak terjadi di daerah itu. suka digodain janda-janda muda yang silau akan harta
7. KANG SOMAD (30 tahun)
Juragan Siomay keliling. Punya 30 karyawan yang tiap hari menjajakan siomaynya. Tanahnya dimana-mana.
8. KANG DEDET (30 tahun)
Lelaki suka kawin. Harta warisan dari orang tuanya yang merupakan tuan tanah diberikan semuanya untuknya. Punya istri tiga dan anak enam. Itupun masih mau nambah lagi.
      

Posting Komentar

0 Komentar