IKLAN

www.jaringanpenulis.com

SINOPSIS FTV REGULER - REBUTAN CINTA PENJUAL GUDEG


SINOPSIS FTV REGULER
REBUTAN CINTA PENJUAL GUDEG

Cerita & Skenario:
 Endik Koeswoyo


    


     Danang (25 tahun) sebenarnya menolak untuk ditugaskan ke Yogyakarta. Akan tetapi perusahaan portal berita tempat Danang bekerja memaksa Danang berangkat ke Jogja untuk membuka situs baru tentang kuliner dan pariwisata yang berbasis di Jogja. Yang membuat Danang malas berangkat adalah biaya yang minim dan gaji  kecil, bahkan Danang hanya dikasih fasilitas sebuah kamar kost di Yogyakarta.
     Setibanya di Jogja, Danang langsung menuju ke kos-kosan yang sudah disiapkan oleh perusahaannya. Danang makin kesel, karena di kos-kosan itu dia harus tinggal satu rumah dengan pemilik rumah, di rumah utama. Saat tiba di rumah kos tersebut, Danang disambut oleh Rasti (22 tahun) anak tunggal pemilik kos-kosan. Rasti menjelaskan peraturan yang menurut Danang tidak masuk akal. Dilarang pulang terlalu malam, maksimal jam 10, lewat jam 10 pintu rumah akan dikunci. Dilarang membawa tamu ke dalam rumah, dilarang ini itu banyak banget, termasuk larangan ke wilayah belakang rumah. Area Danang hanya teras, ruang tamu dan kamar Danang yang ada paling depan. Danang tidak boleh meng-akses ruang keluarga sampai ke dapur. Danang kesel dengan banyaknya aturan, tetapi karena sudah dibayar oleh perusahaan selama 3 bulan, maka Danang tidak punya pilihan lain, dia terpaksa tinggal disitu.
     Danang merasa hari itu adalah hari paling apes dalam hidupnya, baru mau keluar rumah, dia sudah ancam oleh Gatot (27 tahun), salah satu anak kos yang tinggal di samping rumah utama milik keluarga Rasti. Gatot mengingatkan pada Danang agar tidak macam-macam dengan Rasti, calon kekasihnya. Danang bilang, Rasti bukan levelnya, Rasti bukan tipenya. Bahkan Gagtot meminta Danang buat tukeran kamar. Danang pindah ke kamar Gatot yang ada di rumah kos samping, sementara Gagot akan pindah ke kamar kos Danang yang ada di rumah utama. Danang malah senang dengan permintaan Gatot, tetapi waktu mereka minta ijin ke Bu Brorto, Danang malah di omelin, Danang itu sudah di titipan sama Bu Broto oleh Pak Komar, bos Danang di Jakarta. Danang nggak boleh macem-macem selama di Jogja, makanya ditempatkan di kamar kos yang ada di rumah utama.
     Danang makin kesel ketika dia menata bajunya di kamar, tiba-tiba asap dari dapur melesat masuk ke kamar Danang. Danang memeriksanya ke dapur, ternyata asap itu dari perapian kayu bakar. Danang sempat hendak protes, tetapi dia malah kagum dan tertarik dengan cara mengolah gudeg yang menurut dia tradisional. Danang segera mengambil cameranya, hendak memfoto kegiatan di dapur, tetapi Danang malah disemprot sama Rasti, peraturan sudah jelas, Danang dilarang masuk ke wilayah dapur, malah mau foto-foto tanpa ijin. Danag tidak menyangka kalau ternyata Pak Broto dan Bu Broto orang tuanya Rasti adalah pengusaha gudeg dan dirumah itulah mereka mengolah semua bahan makanannya. Mereka jualan dari malam sampai subuh di warung mereka yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumah. Warung gudeg di pinggir jalan.
Masalah kos-kosan belum rampung, malam itu Pak Broto malah meminta Danang membantunya mengangkat dagangan ke tempat jualan karena Supali, yang biasa membantu mereka jualan Gudeg sedang mudik ke kampungnya. Danang makin kesel nggak ketulungan. Dia baru saja hendak istirahat setelah liputan siang, sudah dimintai bantuan angkat-angkat barang dagangan.
     Di tempat jualan, malam itu Danang bener-bener kesel, dia harus pasang tenda dan menyiapkan semuanya bersama Pak Broto dan Rasti. Danang yang udah kesel sejak dari Jakarta, rasanya ingin marah-marah saja. Tetapi dia sungkan dengan Pak Broto orang tua Rasti. Tetapi emosi Bgara mereda ketika dia beberapa kali tanpa sengaja bersinggungan dengan Rasti. Saat nyiapin piring, DANANG dan Rasti sama-sama mau mengambil. Saat mau menggelar tikar, kepala mereka terbentur saat sama-sama nunduk mengambil tikar yang sama. Banyak kejadian sweet romantis yang tidak sengaja terjadi antara Rasti dan DANANG. Bahkan Danang sempat melihat Rasti memberikan nasi gudeg pada seorang pemulung yang sedang lewat. Gatot mulai Kagum dengan Rasti. Bahkan gatot sempat memfoto Rasti tanpa diketahui oleh Rasti.
Malam itu, Gatot yang jualan sate Klatak di dekat warung gudegnya Rasti, melihat Danang membantu Rasti dan memfoto-foto Rasti, jadilah dia semakin sebel ke Danang. Setelah selesai membantu di tempat jualan Gudeg, Danang pamit pulang. Di tengah jalan, Danang malah dihadang Gatot penjual sate Klatak yang biasa jualan di dekat gudegnya RASTI. Gatot mengancam Danang agar tidak mendekati RASTI. Gatot ternyata naksir Rasti sudah lama. Gatot tidak mau pedekatenya ke Rasti berantakan karena Danang yang dianggap Gatot lebih ganteng. Danang makin kesel.
     Pagi harinya, masih pagi banget, bahkan matahari belum terbit, DANANG terpaksa bangun karena dia mendengar suara berisik. Danang keluar kamar, ternyata di Ruang Tamu ada Rasti dan Ibunya yang baru saja pulang jualan. Danang sangat terganggu, saat Bu Broto ke dapur, Danang langsung ngomel ke Rasti, protes istirahatnya terganggu. Bu Broto muncul, dan tanya ada apa ribut-ribut antara Rasti dan Danang. Bu Broto yang galak langsung ngomelin DANANG. Danang itu setatusnya numpang, kalau nggak betah boleh pindah. DANANG langsung buru-buru masuk kamar, nggak mau ribut.
     Di kamar Danang telpon Bosnya di Jakarta, minta pindah kos. Tetapi nggak di ACC. Danang mau tidur lagi, tetapi Pintu kamar di ketuk. Pas di buka, Rasti senyum kesel di depan kamar Danang sambil nyodorin satu piring gudeg. Danang kesel, nggak mau makan gudeg itu. Danang nggak mau disuap. RASTI nyelonong masuk ke dalam kamar, taruh gudeg di meja kerja Danang di kamar itu. Ini sudah perjanjian, nge kos disini selama 3 bulan, bonus nasi gudeg 3 kali sehari… JRENG… DANANG makin pusing 7 keliling, bisa muntah dia makan gudeg tiap hari.. DANANG protes, harusnya menu fariatif, jangan gudeg terus. Rasti nggak peduli, karena dia jualan gudeg, ya yang disajikan gudeg. Rasti juga marah-marah, kamar berantakan, baju di sana sini, Rasti bilang nggak boleh berantakan harus tetap bersih. Setelah Rasti keluar kamar, Danang penasaran, cobain gudeg, ternyata enak. Di habisin sama dia.
     Siang harinya Danang liputan, cari berita ke beberapa tempat. Danang ke beberapa tempat wisata, mengambil gambar dengan cameranya. Apesnya, ketika Danang ke sebauh restoran, dia bertemu dengan Bu Broto dan Rasti. Apesnya lagi, Bu Broto meminta Danang pulang sama Rasti naik motor, karena Bu Broto sedang ada pertemuan dengan pengsaha makanan se Jogja. Danang igin menolak, tetapi takut sama Bu Broto yang galak. Danang semakin membenci Rating dan keluarganya, betapa tidak siang itu dia harus naik motor, membonceng Rasti plus beberapa kardus makanan yang cukup banyak, sampai Danang kesulitan bawa motor. Bukannya langsung pulang, Rasti malah meminta Danang mengantarkannya ke sebuah tempat. Masuk-masuk gang sempit dan jalanan sulit, wilayah kali code.
     Rasa benci Danang ke Rasti mendadak luntur ketika mereka sampai disebuah panti asuhan, di sini Rasti terlihat begitu sayang dan juga di sayang sama anak-anak. Rasti ternyata setiap hari mengantarkan makanan untuk anak-anak panti asuhan itu. Danang seperti terbuka hatinya. Apalagi anak-anak itu begitu baik kepada Rasti.
     Singkat cerita, Danang penasaran dengan kehidupan Rasti. Malam harinya, Danang menyusul Rasti ke tempat jualan gudeg. Di sana Danang semakin paham, Rasti adalah sosok yang baik. Rasti memberikan makan gratis pada perempuan tua. Danang terus memperhatikan kegiatan Rasti malam itu. Akan tetapi lagi-lagi GATOT mengingatkan Danang agar tidak merebut calon kekasihnya. Danang yang merasa dituduh jadi emosi, dia bilang kalau DANANG itu punya banyak pacar di Jakarta, perempuan nggak cuman Rasti. Rantng itu ngeselin, bla.. bla.. DANANG itu kalau mau pacaran tinggal pilih, bahkan Danang bilang dia punya 3 pacar di Jakarta. Gatot nggak perduli, dia tetap kekeh DANANG tidak boleh mendekati Rasti. Karena kesel, Danang malah sesumbar, dia bisa dengan mudah menaklukkan Rasti, bahkan nggak butuh waktu seminggu, Rasti bakal bertekuk lutut di kakinya. Karena sebelum janur kuning melengkung, Rasti masih milik umum. Gatot dengan ragu-ragu karena merasa kalah ganteng akhirnya mengiyakan saja tantangan Danang. Kalau seminggu Rasti tidak jatuh cinta, Danang harus pindah kos, dan nggak boleh menemui Rasti. Mereka sepakat. Alhasil, sejak Malam itu, Danang mulai mendekati Rasti.
     Dengan berbagai cara, Danang mencoba mendekati Rasti. Sering membantu Rasti jualan, sering membantu Rasti apa saja. Danang berusaha mati-matian membuat Rasti nyaman saat bersamanya. Pucuk dicinta Ulam tiba. Rasti ternyata menerima cintanya Danang. Gatot yang penjual sate klatak jelas mencak-mencak, dia beusaha mengangganggu hubungan Danang dan Rasti. Bahkan Gatot mengatakan kalau Danang tidak mencintai Rasti. Danang punya pacar di Jakarta. Gatot menunjukkan rekaman video di hapenya, DANANG sesumbar punya 3 pacar di Jakarta. Danang hanya butuh waktu semunggu bikin penjual gudeg itu kleek-klepek di kakinya. Melihat itu semua, Rasti mencak-mecak. Dia marah ke Danang, bahkan mengusir Danang dari rumahnya. Danang berusaha menyakinkan Rasti, tetapi Rasti merasa dihiati, cintanya yang suci hanya dijadikan mainan.
     Danang sedih, dia terpaksa pergi dari rumah Rasti. Gatot merasa di atas angin. Akan tetapi di luar dugaan Rasti dan Gatot, ternyata Danang datang lagi. Dia berkali-kali datang ke warung gudeg, walau dicuekin oleh Rasti, Danang tetap di warung itu dari buka sampai tutup. Danang juga mendekati Pak Broto dan Bu Borto, Danang mengatakan dirinya benar-benar jatuh cinta dengan Rasti. Lama kelamaan Pak Broto dan Bu Broto mulai luluh hatinya. Tetapi Rasti belum mau memaafkan Danang. Danang tidak menyerah, dia terus berusaha meyakinkan RASTI kalau dia tidak punya pacar di Jakarta, dan apa yang dikatakannya waktu itu semuanya tidak benar. DANANG benar-benar mencintai Rasti, Danang benar-benar jatuh cinta dengan Rasti. Karena kegigihan DANANG, dan dorongan dari kedua orang tuanya, akhirnya Rasti mau memaafkan Danang. Dengan syarat,  DANANG mau membantu Rasti jualan gudeg. Danang makin bahagia, dia bisa menikmati Gudeg buatan Rasti setiap hari…

-SEKIAN-



KARAKTERISASI PEMAIN

  1. Danang (25 tahun)
Baik, slengean jadi terkesan ngeselin, wartawan situs berita kuliner, tertarik dengan berbagai jenis kuliner. Sudah bekerja selama 5 tahun di perusahaan tersebut.

  1. Rasti (22 tahun)
Asli Jogja, cantik, baik hati, tetapi judes sama Dimas. Anak tunggal dari Pak Broto dan Bu Broto. Sudah lulus kuliah S1 Ekonomi. Sehari-hari membantu keluarga berjualan gudeg.

  1. Gatot (27 tahun)
Penjual Sate Klatak, naksir berat sama Rasti, asli Jogja. Ngeselin, karena berusaha menyingkirkan siapa saya yang mengganggu RASTI. Menghalalkan segala cara. Kost di tempat Rasti.

  1. RINA (27 tahun)
Cantik, kalem, baik, Rasti merupakan pimpinan redaksi portal kuliner cabang Jogja.
  1. NIKEN (25 tahun)
Cantik, pintar-pintar bodoh, tetapi suka berlebihan dandan. Tampak sok modis dan sok gaul, tapi nggak pinter-pinter banget, kelihatan dari bajunya yang suka nggak nyambung warnanya nggak nyambung fungsinya.

  1. Pak Broto (50 Tahun)
Kalem, tenang, sabar. Pengusaha kost-kostsan dan setiap hari berjualan gudeg bersama Rasti dan Bu Broto.

  1. Bu Broto (45 Tahun)
Tegas, tetapi terkesan galak, sayang anak, ibu rumah tangga yang cukup gaul, suka bersosialisi dengan para pengusaha

Posting Komentar

0 Komentar