“28 WARNA PELANGI
DARI SURYA UNTUK CITRA”
Ide
Cerita & Skenario
Ria M
Endik
Koeswoyo
Adi(30 tahun) dan Danang(30 tahun) sedang istirahat
di kandang ayam potong tempat mereka bekerja. Mereka terusik saat Surya(28
tahun) selalu datang mengacau untuk minta ayam potong. Beruntung kali ini
Bos(40 tahun) yang biasanya takut kini datang dengan Bu Bos(38 tahun) yang
dapat tegas menangkap Surya yang gugup. Surya dihukum untuk ganti rugi dengan
jasa/tenaganya untuk bekerja di kandang. Tidak ada yang bisa menyelamatkanya
termasuk Keisa(27 tahun) sahabatnya yang datang dan ternyata terpesona dengan
Adi. Awalnya, Surya kesal dan bosan karena apapun yang dilakukannya salah. Adi
membimbingnya agar benar, sementara Danang sinis.
Apalagi saat Citra(27 tahun) main ke kandang, Surya
jatuh cinta dan ingin mendapatkannya. Danang merencanakan sesuatu dengan
Ujang(35 tahun). Surya dan Adi semakin akrab, Danang merasa tersingkirkan,
dendam. Saat Citra datang, Surya selalu salting dan galfok. Coba merayu, Surya
lupa matikan kran air hingga akhirnya tumpah mengenai badan Surya saat Surya
sedang asyik sok-sokan pamer kelebihan-kelebihannya. Citra yang risih diganggu
memberinya sepucuk surat yang isinya "Aku tidak suka kamu"
Danang dan Adi mengajaknya memberi pakan Ayam,
tetapi gara-gara memperhatikan Citra, Surya sampai menginjak-injak Ayam hingga
terkejut, sengaja Danang melempari kulit pisang hingga Surya jatuh. Danang
tertawa tapi ternyata tersungkur ke arah Danang hingga mereka jatuh bersama dan
pakan jatuh berceceran. Apesnya Bu Bos datang dan memarahinya. Saat Surya
mendekat, Citra memberinya surat ke-2 yang isinya sama.
Di depan Citra, Surya sok-sokan ngremehin berat
pakan Ayam yang ringan diangkat dan dibawa keatas. Danang yang usil memberi
kode pada Ujang, Ujang menukar karung pakan dengan karung yang isinya batu
besar. Surya kepayahan menaiki tangga sambil angkat karung yang dirasanya aneh.
Tak tahan, Surya pun jatuh. Danang tertawa puas, tetapi Citra justru menolong
dan empati pada Surya, Danang kesal.
Malamnya, Danang dan Adi terkejut dengan pakaian
Surya yang rapi. Rupanya ia hendak menonton konser bersama Citra. Danang
mengirim pesan pada Ujang untuk membocorkan ban motor Surya. Saat tersadar ban
bocor ia sempat bingung, namun ia tak kapok, masih miliki dompet berisi
beberapa uang di tasnya. Danang mencuri dompet Surya yang ternyata salah karena
di tas ada dua dompet.
Beruntung Keisa datang dan meminjamkan motornya
untuk Surya agar ia bisa punya kesempatan
bersama Adi. Danang geram, Ujang takut hampir dilahap kekesalan Danang. Sementara
itu Surya dan Citra sudah sampai dan Surya segera memegang tangan Citra dan
tanpa ragu membawa Citra ke tempat yang lebih dekat diantara banyaknya penonton
Surya rela melindungi, berdiri di belakang Citra.
Di kandang Adi penasaran kenapa Danang begitu cemas
dan mondar-mandir, tetapi Danang hanya diam cemberut. Malam itu jadi saksi Adi
dan Keisa yang saling curi pandang namun masih malu dan tak ada sepatah kata
pun keluar dari mulut mereka kecuali beberapa dehemman gugup dan tersipu yang
barengan.
Sementara itu, Citra hampir tak lagi hiraukan
konser. Citra masih saja belum percaya apa yang telah dilakukan Surya untuknya.
Diam-diam Citra mulai jatuh cinta dengan Surya. Namun, saat Surya bilang cinta
Citra masih saja memberi surat dengan isi yang sama. Tepuk jidat.
Surya menggandeng tangan Citra dan berdiri
menyaksikan pelangi yang dirindui Citra diantara bukit-bukit dan bunga yang
indah. Citra menerima cinta Surya dan Surya memeluk Citra dan menyium pipinya
yang kasar dan berjenggot, ha? ternyata sudah pagi dan Surya ngigo. Surya
teriak terkejut baru sadar Surya ternyata memeluk Bos begitu pun Bos yang
langsung teriak terkejut. Bos marah-marah nggak jelas yang ujung-ujungnya malah
dapat protesan dari tiga anak buahnya.
Setelah selesai bekerja, Surya bersiul-siul di
pinggir jalan. Kebetulan Citra lewat dan berhenti bersedia mengantar Surya
menembel ban motor yang sedari tadi ia gunakan untuk bersandar kelelahan jalan
kaki. Surya menceritakan kejadian tadi pagi. Lagi-lagi citra memberi sepucuk
surat dengan isi tulisan yang masih sama.
Danang sudah menunggu di rumah Citra. Danang marah
bentak-bentak karena Citra dekat dengan preman liar alias Surya yang bertato
dengan rambut panjang dan pakaian sobek-sobek yang tidak jelas masa depannya.
Citra kesal, baginya Danang sudah berlebihan menanggapi hubungan Citra dengan
Surya. Danang berpikir Citra sudah kena pengaruh buruk Surya, ia dendam.
Sambil memasang ban motor yang tadi dicopot untuk
ditembel, Danang membuka pembicaraan pada Surya. Danang memberi saran untuk
mendapat cintanya, Citra meminta Surya untuk rubah penampilan. Adi bingung
tiba-tiba Danang baik pada Surya. Danang mengantar ke salon cukur dan
mendandaninya layaknya bujang tahun 80-an. Merasa geli, Citra memberi surat dengan
isi yang tetap sama. Baru tahu ia ditipu, Surya kesal dan dendam.
Adi memberi masukkan untuk merubah hidupnya dan
memberi lebih dekat dengan Allah. Surya pun merasakan perbedaan, ia lebih
bersyukur pada setiap kenikmatan. Diam-diam Citra suka memperhatikan Surya.
Tetapi saat ditanya cinta tetap dengan surat dan isi yang belum berubah di
surat yang ke-23
Danang masih belum merestui hubungan mereka.
Sementara Citra lebih sering bersama Adi karena ingin curhat tentang cintanya
pada Surya. Keisa selalu dekat dengan Surya dan menceritakan perasaannya pada
Adi. Bagi Danang ini bisa dijadikan senjata. Danang mengadu domba mereka agar
Citra membenci Surya. Tetapi malah masalah makin rumit dimana persaingan
sengit. Keisa benci dengan Citra yang suka curhat dengan Adi, lelaki
incarannya, Citra pun kesal karena Keysa
selalu curhat dengan Surya, lelaki yang diam-diam ia sukai. Mereka
saling sodok dan cari perhatian yang bikin Adi dan Surya bingung.
Beberapa hari pekerjaan Surya diacungi jempol oleh
Bos. Danang iri. Saat Surya dipanggil Bu Bos ke gudang, Danang sengaja membuat
Surya jatuh ke Bu Bos lalu memotretnya dan pergi pura-pura tidak tahu. Bos
salah paham dengan poto itu kesal, marah sambil mengusap ingus dan mata, sedih
lebay.
Bu Bos nggak tinggal diam, ia diam-diam mengawasi
mereka. Bu Bos tak sengaja melihat bakso Surya dikasih banyak sambal oleh
Danang, merasa perlu dibrantas Bu Bos langsung menukar bakso Surya dengan Bakso
Danang. Bu Bos tertawa tertahan saat muka sinis Danang terbakar pedas sambal
yang ia tuang sendiri.
Semenjak
itu gerak-gerik Danang selalu mengundang penasaran Bu Bos hingga sial Danang
terus mendapat Senjata makan tuan.
Danang heran dan mikir cara lain. Sementara Surya
dan Citra janjian jalan bareng. Danang mengintip pembicaraan dan mendapat ide.
Danang sengaja kirim pesan ke Adi ditunggu Citra begitupun Citra. Saat berdua
mereka bingung nggak merasa kirim pesan. Tiba-tiba ada yang main ketapel dan
mengenai tangan dan kening Adi. Citra memegang tangan Adi yang kena dan melihat
kening Adi yang terluka. Pada kesempatan itu, Ujang memotret mereka seakan
sedang berkasih mesra. Citra yang menyadari siapa pelakunya, dalam hati geram
dan benci dengan Danang yang menyuruh Ujang menjebak mereka. Citra hanya diam
dan mengajak Adi pergi saat tiba-tiba hujan mengguyur.
Danang menunjukkan poto kepada Surya yang sudah
basah kuyup kehujanan menunggu Citra. Surya cemburu dan geram. Saat Adi dan
Citra datang, Surya memukuli Adi, ia kecewa merasa dihianati sahabatnya yang
selama ini mendukungnya rupanya menusuk dari belakang. Suasana makin kacau,
Citra bicara empat mata dengan Danang suruh tanggung jawab. Danang juga
terkejut dengan reaksi Surya yang tega memukuli Adi. Surya terlanjur sakit hati
dan pergi begitu saja. Citra kecewa dan menangis melihat pelangi yang tak
seindah apa yang dialami Citra. Begitupun Surya yang merasa tak berdaya.
Surya tak pernah kembali hingga keadaan menjadi
genting. Ayam jelek karena pikiran Danang dan Adi sedang kacau. Keisa marah
karena sahabatnya kini dirundung kepedihan. Keisa sangat kecewa.
Merasa tak mau rugi, Bu Bos dan Bos mengatur siasat
untuk segera menyelidiki kasus agar segera terpecahkan. Bu Bos memanggil Keisa
dan Citra untuk rapat khusus. Mereka saling jujur bahwa dalangnya adalah
Danang. Keisa sempat mendengar pembicaraan Danang dan Ujang, bahwa Ujang adalah
orang bayarannya Danang.
Belum selesai mencari cara perdamaian, Adi
kecelakaan. Keisa memberitahu Surya. Surya tetap menjenguk Adi, sahabatnya. Ia
tegar mencoba lupakan semua meski belum sepenuhnya move on.
Bu
Bos berhasil mengintrogasi Danang dan menceritakan bahwa rupanya Danang
sok-sokan melindungi Citra dan menjauhkan dari Surya yang dianggap orang jahat.
Sementara itu, Bos yang telah tahu semuanya meminta
maaf dan memohon agar Surya kembali bekerja. Adi yang belum sembuh harus
istirahat jadi Adi memberi amanah Surya untuk menggantikan posisinya. Di sana juga datang Keisa dan Citra yang
membawa paksa Ujang untuk mengakui semua kelicikkannya. Bu Bos juga datang menyeret
Danang dan mereka meminta maaf. Bu Bos memberi nasihat agar tidak suuzon
menilai orang dari penampilan.
Cinta Surya dan Citra sepertinya kembali bermekaran.
Seiring Surya yang kembali bekerja di kandang ayam potong. Mereka kembali
mencuri waktu bersama dan bercanda.
Danang
masih mencoba memisahkan namun beruntung Adi telah kembali sehat dan bekerja
lagi dan menghalau saat Danang hendak mengganggu Surya dan Citra.
Sebentar lagi Citra ulang tahun, ia ingin kado
special dari Surya jika Surya menginginkan cinta dari Citra, yaitu 28 WARNA
PELANGI. Surya merasa ditolak secara halus, Surya mundur tetapi Adi mendukung
dan terus memberi semangat pasti bisa. Hingga suatu ketika Surya melihat Citra
sangat bahagia bahkan baru kali ini Citra terlihat melenggak-lenggok. Dengan
cermat, Surya mengamati beberapa hal di sekitar Citra, mempelajari teka-teki
yang ada dan menjajal untuk dijadikan ide acuan mengambil hati Citra. Namun,
semua tak membuahkan hasil. Sampai surat yang ke-27 Surya terima masih sama
isinya “AKU TIDAK SUKA KAMU”Surya nangis dan salah tingkah.
Yang terakhir, yang jadi pamungkasnya adalah Bunga
dengan banyak warna-warni. Tiba saatnya di hari pesta ulamg tahun Citra yang
ke-28. Danang tak biarkan Surya yang telah rapih dan membawakan bungan untuk
Citra, ia mencari ide gagalkan doa Surya untuk bisa membawakan Bunga
warna-warni.
Motor Surya hampir tertabrak Danang yang sengaja
ingin menyelakainya. Namun, justru akan menabrak seorang Anak kecil penjual asongan di tepi jalan. Refleks,
Surya lari dan menolong Anak kecil itu tak hiraukan bunganya yang jatuh
berantakan. Padahal Citra cemas telah menunggu Surya dan kado specialnya tetapi
Surya hampir putus asa karena bunganya sudah tak mungkin ia bawa. Danang
tertawa puas.
Langitpun menunjukkan kemarahannya, panas tiada pelangi
bahkan tiada hujan. Di tempat pesta, Semua orang menyorot kedatangan Surya yang
tak membawa apapun.Surya hanya tersenyum dan pandangannya mengarah ke
bidadarinya, Citra.
Saat citra menagih janji, Citra heran dan bingung
saat Surya menempelkan stiker warna-warni di lengan sampai punggung telapak
tangan kiri Citra dan menempelkan pula
di lengan kanan Surya. Surya lalu memgangkat kedua tangan berstiker. Terlihat
disana 28 warna stiker warna-warni. Surya mempersembahkan 28 WARNA PELANGI DARI
SURYA UNTUK CITRA. Jari kedua tangan insan yang bersatu dimabuk cinta itu
refleks membentuk LOVE dan saling pandang.
Danang menanyakan darimana dapat stikernya, Surya
bercerita bahwa sesaat melihat
keputusasaan Surya, Anak kecil itu menghampiri dan memberi bungkusan sebagai
imbalannya. Surya dengan lembut menolaknya, tetapi saat Anak itu bilang isinya
28 stiker warna-warni Surya langsung teringat untuk mempersembahkan 28 warna
pelangi.
Pesta sederhana yang hanya mengundang 27 sahabat dan
keluarga ini kemudian berlangsung kembali. Para sahabat dan keluarga memberi
selamat dan doa masing-masing, selain 27 doa, Danang memberi selamat dan bukan
doa yang ia beri. Namun, restu untuk Surya dan Citra untuk bersama. Danang baru
sadar Surya baik dan tulus. Surya dan Citra bahagia memeluk Danang.
Surya mengutarakan cinta, tetapi lagi-lagi Citra
memakai surat. Namun siapa sangka, surat yang awalnya tidak mau diterima Surya
itu setelah dibuka isinya “AKU TIDAK SUKA KAMU” Surya terkejut, akhirnya surat
yang ke-28 itu isinya penerimaan setelah 27 kali penolakan. Akhirnya Adi pun
juga mengutarakan cinta pada Keisa, mereka jadian. Persahabatan mereka tak
bercerai dengan adanya cinta, karena tidak ada lagi kesalahpahaman.
-
SEKIAN -
KARAKTERISASI PEMAIN
1.
SURYA(28 tahun)
Ganteng, baik, gagah, mantan preman yang berhati tulus
2.
CITRA(27 tahun)
Manis dan kalem. Suka pelangi dan kutu buku
3.
DANANG(30 tahun)
Licik, Kakak ponakan Citra yang sok-sokan/Pahlawan kesiangan
4.
ADI(30 tahun)
Baik, ganteng, banyak senyum dan pendiam
5.
KEISA(27 tahun)
Baik, cantik, tomboy dandanan ala preman
6.
UJANG(35 tahun)
Satpam kandang yang sok gagah tapi suka gugup dan latah.
7.
BOS(40 tahun)
Pemilik kandang ayam potong, suka marah tapi takut dibentak
8.
BU BOS(38 tahun)
Tegas, bijaksana, Istri Bos
0 Komentar