“TERCAKAR RINDU PECINTA KUCING”
Ide Cerita
Farah Frastia
Pagi itu, seperti biasa, Dinda (23) dan Solih (25) bersepeda menuju jalan X untuk memunguti sampah. Sesampainya di sana, Dinda terkejut melihat Miko (30) bersama anak buahnya tengah memasang spanduk iklan restoran A di pohon dengan cara memakunya. Dinda langsung ngomel, mencopot spanduk tersebut, lalu mengusir mereka. Solih membisiki Dinda untuk tidak cari gara-gara karena restoran A punyanya Chika (25 tahun). Dinda tidak peduli. Miko melaporkan kejadian itu kepada Rendra (27), manajer di restoran A. Rendra buru-buru datang ke jalan X untuk melabrak Dinda. Dinda balik ngomel dan bilang kalau memaku bisa menghambat pertumbuhan bahkan mematikan pohon. Rendra tidak peduli. Dia mengancam akan membuat perhitungan jika Dinda menghalanginya. Dinda tidak takut.
Esoknya, Dinda terkejut melihat jalan X penuh dengan limbah restoran. Sebuah surat terpaku di pohon dekat tumpukan sampah tersebut. Surat itu berisi peringatan agar Dinda tidak menghalangi Rendra memasang spanduk di pohon. Dinda meremas kertas itu lalu mengunyahnya. Solih berusaha menenangkan Dinda, tapi emosi Dinda terlanjur meluap. Dinda memunguti limbah itu dan membawanya ke restoran A.
Sesampainya di restoran A, limbah tersebut dibawa masuk ke dalam restoran sehingga membuat seluruh pengunjung berlarian keluar karena mual. Dinda berteriak-teriak memanggil Rendra. Solih membujuk Dinda untuk pulang, tapi Dinda tidak menggubrisnya. Miko melaporkan kejadian itu kepada Rendra. Rendra menemui Dinda dan langsung ngomel-ngomel. Dinda balik mengomel. Keduanya berdebat. Tak lama, Chika datang dan bertanya apa yang terjadi. Rendra langsung menceritakannya. Chika kesal dan berteriak memanggil Suherman (52), ayah Dinda yang sekaligus sopir pribadinya. Chika menghardik Suherman yang tidak becus mendidik anak. Suherman langsung memarahi Dinda dan menyuruhnya minta maaf kepada Chika. Dinda tidak mau. Suherman membentaknya. Dinda sakit hati dan pergi sambil menangis. Solih menyusulnya.
Dinda menangis di pinggir jalan. Ia sedih karena merasa ayahnya lebih sayang kepada Chika dibandingkan dirinya. Sejak kecil, jika Dinda dan Chika bertengkar, ayahnya selalu membela Chika meskipun Dinda berada di pihak yang benar. Solih duduk di sampingnya dan berusaha menghibur Dinda.
Pulang kerja, Suherman langsung menengok tudung saji. Suherman terkejut karena tidak ada makanan apapun di sana. Dinda bilang makanannya habis dimakan dia dan kucing-kucingnya. Suherman ngomel karena Dinda lebih mementingkan kucing dibanding ayahnya. Suherman bertanya siapa ayahnya, Suherman atau kucing-kucing itu? Dinda balik membahas soal ayahnya yang selalu membela Chika dibandingkan dirinya. Dinda bertanya siapa anak kandung ayahnya, dirinya atau Chika si majikan sombong itu? Suherman terpaku.
Esoknya, Chika menghampiri Suherman yang sedang mengelap mobil. Chika bilang kalau mulai hari itu, Suherman dipecat. Suherman terkejut dan bertanya apa salahnya. Chika bilang itu semua karena ulah Dinda. Suherman minta maaf dan berjanji akan melakukan apa saja asalkan Chika tidak memecatnya. Chika mau Dinda minta maaf secara langsung kepadanya dan membayar kesalahannya. Suherman menyanggupi.
Sepulang kerja, Suherman mendekati Dinda yang sedang bermain bersama kucing-kucingnya. Suherman hendak mengelus bulu kucing itu, tapi kucing tersebut justru mencakarnya. Dinda tertawa dan bilang kalau kucingnya tau mana orang yang tulus dan mana yang ada maunya. Suherman tersenyum anyep. Suherman membujuk Dinda agar menemui Chika dan minta maaf. Awalnya Dinda menolak, tapi Suherman merintih dan bilang kalau Chika akan memecatnya jika Dinda menolak minta maaf. Dinda tidak tega terhadap ayahnya. Ia pun terpaksa mengiyakan.
Esoknya, Dinda datang ke restoran A untuk menemui Chika. Rendra yang melihatnya langsung ngomel karena mengira Dinda mau bikin ulah lagi. Dinda mengelak dan bilang mau minta maaf kepada Chika. Chika tidak langsung memaafkan. Dia menyuruh Dinda bekerja seharian di restorannya, mulai dari nyuci piring, ngepel, nguras kamar mandi, dll. Dinda menolak, tapi Chika mengancam akan memecat ayahnya jika Dinda tidak menuruti perintahnya. Dinda terpaksa menuruti.
Selama bekerja di restoran A, Chika, Rendra dan Miko berganti-gantian mengerjai Dinda. Pertama, Chika sengaja mengotori lantai yang sudah dipel Dinda. Dinda menahan diri untuk tidak marah. Kedua, Miko sengaja makan makanan yang pedas sehingga BAB-nya bau banget. Dinda yang membersihkan toilet langsung mual. Chika, Rendra dan Miko tertawa puas. Selanjutnya, Rendra melempari Dinda kecoa saat sedang menyuci piring. Dinda terkejut dan reflek memecahkan piring tersebut. Chika langsung ngomel dan minta ganti rugi. Kesabaran Dinda habis. Bukannya minta maaf, Dinda justru memecahkan semua piring lalu ngeloyor pergi. Chika ngomel sambil teriak-teriak. Rendra berusaha menenangkan Chika, tapi malah ikutan kena omel Chika. Chika memanggil Suherman dan bilang akan memotong gajinya karena ulah Dinda.
Sepulang bekerja, Suherman memarahi Dinda karena membikin ulah dengan Chika. Dinda membela diri tapi Suherman tetap menyalahkannya. Suherman mengancam akan membuang kucing-kucingnya jika Dinda bikin ulah lagi dengan Chika. Dinda menangis sambil memeluk kucing-kucing liar yang dipungutnya dari jalanan. Dinda merasa setelah ibunya meninggal, hanya kucing-kucing itu yang bisa menghiburnya.
Esoknya, saat hendak memunguti sampah di jalan X, Dinda melihat Solih sedang mencopot spanduk yang dipaku di pohon. Dinda bertanya soal spanduk itu, tapi Solih berusaha menyembunyikannya. Dinda yang curiga merebut paksa spanduk tersebut. Dinda terkejut saat membaca isi spanduk tersebut yang berisi ajakan mengusir kucing dari restoran A. Dinda langsung pergi ke restoran A untuk menemui Chika.
Sesampainya di restoran A, Dinda nyelonong masuk sambil teriak manggil Chika. Miko bilang ke Dinda kalau Chika tidak ada, tapi Dinda tidak percaya. Rendra datang dan ngomel ke Dinda karena membikin keributan di restorannya. Dinda balik ngomel ke Rendra dan menyuruhnya bilang ke Chika bahwa spanduk berisi ajakan mengusir kucing adalah perbuatan keji. Dinda bahkan menyumpahi restorannya tidak laku. Rendra tertawa dan bilang bahwa kebijakan tersebut dibuat demi kenyamanan pengunjung. Rendra yakin restoran A semakin laris karena tidak ada lagi kucing-kucing liar yang mengganggu pengunjung restoran. Dinda menghardik Rendra yang egois. Setelah merusak pohon, sekarang Rendra membiarkan kucing-kucing kelaparan demi bisnis. Rendra tidak peduli. Dia menyuruh Miko menyeret Dinda keluar dari restorannya.
Beberapa hari kemudian, Rendra merasa restoran A sepi pengunjung. Miko bilang kalau beberapa hari lalu, dia melihat Dinda menggelar aksi “Tolak Makan di Restoran A” sambil membawa spanduk dan selebaran untuk dibagikan kepada pengguna jalan. Rendra kesal bukan kepalang. Dia bergegas melabrak Dinda yang sedang membersihkan sampah di jalan X. Bukannya minta maaf, Dinda malah mensyukuri sepinya restoran A sebagai karma telah mengajak orang mengusir kucing-kucing malang dari restoran A. Rendra makin kesal dan berjanji akan membalasnya. Dinda tidak peduli.
Chika yang memeriksa laporan keuangan heran karena omzet restoran menurun drastis. Rendra bilang banyak pelanggan kabur setelah aksi “Tolak Makan di Restoran A” yang diprakarsai Dinda. Chika marah besar dan langsung menemui Suherman. Chika menceritakan kelakuan Dinda yang sudah membuat restorannya sepi. Suherman minta maaf. Chika tidak mau mentolerir lagi. Detik itu juga, Chika memecat Suherman.
Saat Dinda pulang, Suherman keluar dari dalam rumah sambil membawa karung berisi kucing-kucing peliharaan Dinda. Dinda bertanya mau dibawa kemana kucing-kucingnya. Suherman bilang akan membuangnya. Dinda bertanya kenapa. Suherman bilang kucing-kucing liar membuat Dinda membangkang perintahnya. Dinda memohon agar sang ayah tidak membuang kucing-kucingnya tapi Suherman tidak menggubris. Dinda mengancam akan keluar dari rumah jika Suherman membuang kucing-kucingnya. Suherman menyilakan Dinda pergi. Dinda sakit hati. Dia memungut kucing-kucingnya, lalu pergi meninggalkan rumah.
Di jalan, salah satu kucing Dinda melompat ke tengah jalan karena melihat tikus. Di saat bersamaan, mobil Rendra melaju dan nyaris menabrak kucing tersebut, beruntung dia masih sempat mengeremnya sehingga kucing tersebut selamat. Rendra turun dari mobil dan langsung ngomel-ngomel ke Dinda. Tapi Dinda hanya diam saja sambil menangis. Rendra menyuruh Dinda berhenti menangis tetapi tangisannya justru semakin kencang. Mereka pun menjadi pusat perhatian orang-orang yang menyangka mereka sepasang sejoli yang sedang berantem. Tidak ingin membuat orang-orang semakin salah paham, Rendra menyuruh Dinda masuk ke mobilnya.
Di mobil, Dinda menceritakan apa yang terjadi. Rendra jadi merasa bersalah sudah mengadu kepada Chika. Sebagai permintaan maaf, Rendra menawari Dinda tinggal sementara waktu di rumahnya. Dinda setuju karena tidak punya pilihan.
Perlahan, Dinda dan Rendra menjadi dekat. Setiap pagi, Rendra membantu Dinda membersihkan sampah di jalan X. Setiap pulang kerja, Rendra membawakan sisa-sisa daging dan ikan dari restoran A untuk kucing-kucing Dinda. Miko yang memergoki Rendra membungkus sisa-sisa daging dan ikan bertanya untuk apa sampah tersebut dibawa pulang. Rendra bilang dia baru saja mengadopsi beberapa ekor kucing. Miko merasa curiga karena selama ini Rendra tidak suka kucing.
Diam-diam, Miko membuntuti Rendra ke rumahnya. Ia terkejut melihat Dinda di rumah Rendra. Miko segera mengadu kepada Chika. Chika merasa dikhianati dan merancang siasat untuk menghancurkan hubungan Dinda dan Rendra. Chika menyuruh Miko menaruh racun di sisa daging dan ikan yang dibawa pulang Rendra. Kucing-kucing peliharaan Dinda pun mati. Saat Dinda mengubur kucing-kucingnya, Chika menemuinya dan bilang kalau Rendra sengaja meracuni kucing-kucingnya sebagai balasan karena Dinda sudah membikin restoran A sepi. Dinda kesal setengah mati dan pergi dari rumah Rendra.
Dalam perjalanan pulang dari restoran, Rendra melihat Dinda menangis di tepian jalan. Rendra memanggilnya. Dinda berlari menjauhi Rendra, tapi Rendra berhasil menangkapnya. Rendra bertanya ada apa. Dinda meminta Rendra tidak usah pura-pura baik. Rendra tidak mengerti maksud Dinda. Dinda mengatai Rendra munafik dan menyuruhnya untuk tidak menemuinya lagi. Rendra semakin bingung. Dinda ngeloyor pergi.
Esoknya, di ruangannya, Rendra terus melamun. Miko bertanya apa yang terjadi. Rendra cerita soal Dinda yang mendadak marah dan menuduhnya munafik. Miko cerita kalau kemarin dia melihat Chika menaruh racun di sisa daging dan ikan yang dibawa Rendra. Rendra langsung melabrak Chika. Chika bilang dia melakukannya karena cemburu Rendra dekat dengan Dinda. Rendra kesal dan memutuskannya. Chika mengancam akan memecatnya jika Rendra memutuskannya. Rendra tidak peduli dan memilih untuk mengundurkan diri.
Chika sedih memikirkan Rendra. Miko berusaha menghiburnya. Bukannya terhibur, Chika justru marah-marah dan memecatnya karena sudah membocorkan perihal racun itu kepada Rendra. Miko pergi dengan perasaan dongkol.
Rendra pergi ke rumah Dinda untuk meluruskan kesalahpahaman di antara mereka, tapi hanya ada Suherman di rumahnya. Suherman tampak pucat dan lemas. Rendra memapahnya ke kursi. Suherman cerita tentang kerinduan dan penyesalannya telah mengusir Dinda dari rumah. Rendra cerita kalau beberapa hari lalu Dinda sempat tinggal di rumahnya tapi sekarang Dinda pergi entah kemana. Tiba-tiba, Dinda datang bersama Solih. Suherman langsung memeluk Dinda. Suherman minta maaf karena sudah mengusir Dinda. Dinda balik minta maaf karena sudah meninggalkan sang ayah. Suherman bertanya Dinda kemana saja. Dinda bilang sudah dua hari tinggal di rumah Solih.
Rendra mendekati Dinda. Dinda bersikap cuek. Rendra menjelaskan bahwa yang meracuni kucingnya adalah Chika, bukan dia. Dinda tidak percaya, ia yakin Rendra bekerja sama dengan Chika untuk balas dendam kepadanya. Tiba-tiba, Chika datang dan membenarkan kalau Rendra dan dia bekerja sama. Rendra mengelak. Tapi Dinda lebih percaya kepada Chika. Lalu Miko datang untuk menjelaskan kebenarannya. Bahwa dia sengaja mengadu domba Rendra dan Chika supaya hubungan mereka rusak. Miko merasa iri karena Rendra mendapatkan posisi manajer dalam waktu singkat hanya karena ia pacarnya Chika. Sementara Miko yang sudah bertahun-tahun bekerja di restoran A tidak pernah mendapat promosi jabatan. Rendra kesal dan nyaris memukul Miko, tapi dihalangi Dinda dan Solih. Miko minta maaf. Semua memaafkan. Dinda minta maaf kepada Rendra karena sudah menuduhnya. Rendra juga minta maaf karena selalu bikin ulah dengannya. Keduanya baikan.
Chika yang melihat kedekatan Rendra dan Dinda merasa cemburu. Chika hendak pergi, tapi dihalangi Suherman. Suherman mengungkap rahasia bahwa sebenarnya Chika adalah anak kandungnya. Suherman menitipkannya pada Johan (50), seorang dokter sekaligus ayah angkat Chika, karena sudah membebaskan biaya persalinan istrinya saat melahirkan Chika. Itulah mengapa Suherman menjadi sopir pribadi Chika. Suherman ingin selalu dekat dengan Chika. Itu pula yang membuat Suherman tidak suka kalau Chika dan Dinda berantem. Sebab mereka kakak-beradik. Semuanya terkejut. Chika tidak percaya. Tapi tiba-tiba Johan yang baru pulang dari luar kota datang dan membenarkan semuanya. Perasaan Chika campur aduk. Dinda mendekati Chika dan minta maaf atas semua kesalahannya. Chika merasa malu dan balik minta maaf ke Dinda dan Suherman. Ketiganya berpelukan.
Beberapa hari kemudian, Dinda bekerja di restoran A sebagai manajer. Setiap hari, restoran A menyediakan makanan untuk kucing-kucing liar yang mampir di restoran tersebut. Suatu hari, Rendra datang menemui Dinda. Rendra nembak Dinda. Tapi Dinda menolak karena tidak enak hati dengan Chika. Chika yang mendengarnya langsung mendekat. Chika bilang sudah mengikhlaskan Rendra. Ia justru sedih jika Dinda menolak cowok sebaik Rendra. Dinda pun menerima Rendra.
- SEKIAN –
KARAKTERISASI PEMAIN
- Dinda (23 tahun)
Cantik, manis, tukang sapu jalanan yang sangat mencintai lingkungan, pecinta kucing, baik, cantik, tegas, berpenampilan sederhana.
- Rendra (27 tahun)
Ganteng, manajer restoran yang hanya berorientasi bisnis, pacar Chika, ganteng, baik, berpenampilan rapi, selalu dikendalikan Chika.
- Chika (25 tahun)
Cantik, pemilik restoran yang cantik, modis, cerewet, suka marah-marah, egois, licik, berpenampilan mewah.
- Suherman (52 tahun)
Ayah Dinda, sopir Chika yang sangat penurut, merasa berutang budi kepada Johan.
- Miko (30 tahun)
Ganteng, karyawan senior di restoran A, terlihat polos dan baik tapi sebenarnya licik, sangat iri kepada Rendra.
- Solih (25 tahun)
Teman Dinda, tukang sapu jalanan, polos, baik hati, penakut, gokil.
- Johan (50 tahun)
Ayah angkat Chika, dokter bersalin, baik hati.
0 Komentar