“CINTA GRATIS DARI NONA MANIS”
Ide
cerita
Tia
M. Surjatman
Skenario
Endik Koeswoyo
Didi marah
kepada Fitri karena pisang mesir gratis bahan promo sudah habis. Didi
menyalahkan Fitri karena membuat ide promo gratisan. Dewi yang berada dekat
gerobak Didi pura-pura tak mendengar. Dewi suka dengan sesuatu yang berlabel
gratis. Dewi mendekap tas miliknya yang berisi tester pisang mesir gratis. Tapi
tanpa sengaja, beberapa pisang mesir terjatuh dari tas Dewi. Didi yang melihat
langsung menuduh Dewi mencuri. Dewi lebih galak dan menolak dituduh mencuri
karena ada tulisan gratis. Ikhsan yang datang membawa minuman kaget melihat
keributan. Ikhsan pergi meninggalkan Dewi yang dimarahi Didi. Padahal Dewi
menaruh hati pada Ikhsan yang datang bersamanya. Dewi marah karena Didi
mempermalukannya. Pertengkaran pecah.
Mei lewat dan
melihat Dewi yang sedang marah-marah. Mei menolong Dewi dengan membayar pisang mesir
yang ambil oleh Dewi. Dewi menolak bantuan Mei. Tapi Mei memaksa dan mengajak
Dewi pergi. Mei mengajak Dewi ke kafe yang baru buka. kafe itu milik Dani, yang
menawarkan kue-kue gratis. Mendengar kata gratis, Dewi langsung bersemangat. Mei
tahu, Dewi sangat suka dengan sesuatu yang berlabel gratis.
Di kafe Dani,
Dewi mencicipi semua kue-kue yang di sediakan. Tapi Dewi merasa pisang mesir di
kafe Dani masih kalah enak dengan buatan Didi. Mendengar itu, Dani meminta Dewi
membawakan pisang mesir dari Didi. Sebagai gantinya, Dewi boleh makan gratis di
kafe Dani. Dewi menyetujui hal itu. Ia akan mencoba membawa pisang mesir yang
dibagikan gratis di gerobak Didi. Meski Mei menyarankan untuk membeli, tapi
Dewi menolak. Ia lebih puas jika memiliki sesuatu dengan gratis. Dewi tahu, Mei
menyukai Dani.
Esok paginya,
Ikhsan datang ke rumah Dewi. Ia menjemput Nana, adik Dewi, pergi ke kantor
bersama. Ikhsan juga meminta maaf karena semalam meninggalkan Dewi. Ikhsan
tidak suka dengan perempuan yang suka bertengkar. Dewi berjanji tak akan
bertengkar. Dewi mengajak Ikhsan pergi nanti malam. Nana yang mendengar hal
tersebut, memaksa untuk ikut. Dewi melarang, tapi Nana dan Pak Burhan memaksa.
Pak Burhan mengatakan uang yang dimiliki Dewi berasal dari Nana. Dewi mengalah.
Nana menggandeng Ikhsan berangkat ke kantor. Nana juga menaruh hati pada
Ikhsan.
Pak Burhan
memarahi Dewi yang mendekati Ikhsan. Padahal Nana suka dengan Ikhsan. Apalagi
Dewi hanya pengangguran. Pak Burhan membanding-bandingkan pekerjaan Nana di
sebuah perusahaan dan sukses. Dewi lebih senang menjadi pengusaha. Tapi Pak Burhan
mengatakan Dewi hanya akan memiliki usaha dalam mimpi karena tidak mungkin
memiliki usaha. Pertengkaran antara Dewi dan Pak Burhan pecah. Dewi memilih
untuk pergi ke rumah Mei. Ia meminta Mei menunggunya di kafe Dani nanti malam,
karena akan membawa pisang mesir gratis dari Didi. Mei menyetujuinya. Dewi
bercerita tentang Pak Burhan yang membanding-bandingkan ia dengan Nana. Mei
menghibur Dewi dengan mengajak Dewi dengan berjalan-jalan sambil mencari ide
usaha. Ketika berjalan-jalan ke mall, Dewi hampir pingsan karena melihat banyak
diskon dan juga promo buy 1 get 1 free.
Ia pusing melihat banyak kata-kata gratis.
Sore harinya,
Dewi bersama Ikhsan dan Nana pergi makan bersama. Dewi menyarankan untuk jajan pisang
mesir di tempat Didi sebelum makan. Dewi menjelaskan bahwa pisang mesir Didi
enak. Walau sebenarnya Dewi mengincar pisang mesir gratis yang akan diberikan
pada Dani. Setelah memesan, Dewi bergegas menuju pisang mesir gratis. Seperti
biasa, Dewi mengambil pisang mesir gratis dan memasukkannya ke dalam tas. Didi melihat
gerak-gerik Dewi yang mencurigakan. Ia memotret Dewi yang sedang mengambil kue
gratis gratis.
Dewi kembali
ke meja di mana Nana dan Ikhsan tampak berduaan. Dewi cemburu melihat Nana yang
terus menempel pada Ikhsan. Didi terus memperhatikan Dewi. Selesai makan, Dewi
mengajak Ikhsan pergi ke tempat Dani. Tapi Nana menolak, ia menarik Ikhsan
untuk pergi meninggalkan Dewi. Meski kesal, Dewi berusaha sabar. Ia harus
segera ke kafe Dani untuk menyerahkan pisang mesir yang diambilnya. Agar bisa
mendapatkan makanan gratis lebih banyak di kafe Dani.
Dewi pergi ke kafe
Dani sendirian. Ia diikuti Didi yang terus merekam gerak gerik Dewi. Dewi
menyerahkan pisang mesir yang diambil dari kafe Didi. Didi yang geram dengan
Dewi langsung menangkap Dewi dan mengancam akan membawa Dewi ke polisi. Dewi
menolak ikut dengan Didi, ia mencari Mei agar bisa membantunya. Tapi Mei
ternyata belum datang. Dani malah pura-pura tak kenal dengan Dewi. Ia
membiarkan Didi membawa Dewi.
Dewi di tarik
Didi sampai di depan tempat jualan Didi. Didi dan Dewi bertengkar. Ikhsan dan
Nana yang belum pulang melihat kejadian itu. Ikhsan hendak menolong Dewi, tapi
dicegah Nana. Fitri menenangkan Didi. Didi ngotot minta ganti rugi kepada Dewi.
Dewi meminta maaf dan menawarkan ganti rugi dengan bekerja. Didi menolak, ia
tetap meminta uang pada Dewi. Ikhsan marah pada Dewi yang telah berjanji tak akan
bertengkar. Nana segera menghampiri kerumunan. Ia langsung melemparkan uang
pada Dewi dan mengatakan Dewi hanya parasit dalam hidupnya. Nana mengajak
Ikhsan pergi. Dewi dan Didi hanya tertegun. Dewi memungut uang yang tercecer
dan menyerahkannya pada Didi. Didi menolak, ia meninggalkan Dewi. Fitri
menawarkan Dewi bekerja di tempat Didi.
Esok harinya Dewi datang ke rumah Didi. Fitri
menjelaskan cara membuat dan menyajikan pisang mesir. Meski belum mulai
berjualan, Dewi sudah bekerja dengan serius. Fitri meminta Didi mempekerjakan
Dewi. Lagian Fitri akan sulit membantu karena ada pekerjaan lain. Tapi saat pisang
mesir gratis disiapkan, Dewi memasukkan beberapa potong ke dalam saku baju.
Didi yang melihat itu menegur Dewi. Dewi tergagap, ia menjelaskan bahwa sejak
dulu ia selalu kekurangan makanan. Jadi jika ada makanan berlabel gratis, ia
akan langsung mengambil banyak.
Didi akhirnya
mengganti tulisan gratis dengan tulisan “silahkan ambil”, agar Dewi tak
mengambil pisang mesir gratis lagi. Mereka berangkat dari rumah Didi menuju
tempat jualan. Saat yang bersamaan mereka melihat Fitri sedang bertengkar dengan
Dani. Dewi heran dengan hubungan Dani dan Fitri. Didi mengajak Dewi bergegas
menuju tempat jualan. Mei datang, ia menjelaskan semalam melihat kejadian Dewi.
Ia siap membantu Dewi. Dewi meminta izin agar Mei ikut membantu, Didi
mengizinkan. Apalagi Fitri hilang dan tak membantu Didi. Ketika pulang, Didi
memberikan pisang mesir gratis untuk Dewi dan Mei sebagai ucapan terima kasih.
Ketika sampai
rumah, Dewi melihat Nana dan Ikhsan di rumah. Dewi memberikan pisang mesir ke
mereka dan mengatakan bahwa Dewi bekerja pada Didi. Pak Burhan dan Nana marah
mendengar hal itu. Mereka meminta Dewi berhenti. Ikhsan yang masih marah karena
Dewi bertengkar juga mengatakan Nana lebih baik dari Dewi. Dewi kecewa dengan
Ikhsan. Ia pergi meninggalkan Pak Burhan, Nana, dan Ikhsan.
Di taman, Dewi
bertemu dengan Didi. Mereka mengobrol tentang kebiasaan Dewi yang suka
mengambil makanan gratis. Dewi menjelaskan karena kesulitan ekonomi ia selalu
kekurangan makanan, makanya jika ada yang berlabel gratis ia selalu mengambil
banyak. Didi bersimpati pada dewi dan cinta mulai tumbuh di hati Didi. Didi
bercerita bagaimana ia hijrah dari kampung demi mendapat pekerjaan. Ia pelit
karena mencari uang sangat sulit.
Esok harinya,
tiba-tiba warung Dani menjadi ramai. Tulisan besar GRATIS menarik banyak
pembeli. Dewi kaget melihat keramaian itu. Melihat tulisan gratis Dewi langsung
bergegas menuju kafe Dani. Didi datang dan menuduh Dewi telah bersekongkol
dengan Dani. Didi menuduh Dewi telah memberikan pisang mesir yang diberikannya semalam.
Hal itu membuat Dani bisa meniru resepnya. Dewi tak terima, ia mengajak Didi
bertemu Mei, karena Mei juga mendapat camilan dari Didi. Didi dan Dewi bertemu Mei
yang kebetulan mau pergi ke tempat Didi. Dewi langsung menuduh Mei yang
memberikan pisang pemberiannya kepada Dani. Mei yang dulu mengenalkan Dani pada
Dewi. Mei menyangkal. Didi marah, ia memecat Dewi dan Mei.
Di tempat
berjualan Didi marah-marah dengan Fitri. Didi menuduh Fitri membocorkan resep
pisang mesir miliknya. Fitri kecewa dengan Didi yang emosian. Fitri memutuskan
berhenti bekerja dengan Didi. Didi naik pitam ia semakin menyudutkan Fitri. Apalagi
Didi pernah memergoki Fitri bertemu Dani. Fitri marah mendengar tuduhan Didi. Ia
meninggalkan Didi sendiri. Didi kembali pulang dan urung berjualan.
Pak Burhan
senang melihat Dewi tak lagi bekerja di kafe Didi. Dewi dan Mei bertengkar,
Dewi yakin Mei yang membocorkan resep pisang mesir milik Didi. Mei mengajak
mencari biang keroknya, Dewi menolak. Ia marah pada Mei. Mei pergi meninggalkan
Dewi. Nana menelepon Ikhsan dan memberi tahu tentang Dewi yang berhenti bekerja
dan bertengkar dengan Mei. Ikhsan bersyukur akhirnya bisa menjauhkan Dewi
dengan Didi. Dewi yang mendengar percakapan itu merasa kecewa dengan Nana dan
Ikhsan. Tapi menuduh mereka tanpa bukti akan membuat dirinya semakin disalahkan
oleh Pak Rahmat. Dewi bergegas menuju kafe Dani. Ia harus mencari tahu apa yang
sudah terjadi.
Di kafe Dani,
Fitri dan Dani sedang bertengkar. Fitri menanyakan siapa yang telah membocorkan
resep pisang mesir. Dani tak mau memberi tahu siapa pelakunya. Dewi datang dan
memaksa Dani mengaku atau dia akan menghancurkan kafe milik Dani. Dani menolak,
ia meninggalkan Fitri dan Dewi berdua. Saat akan pergi, Dewi bertemu dengan Pak
Budi. Pak Budi kaget ketika bertemu Dewi. Pak Budi meminta Dani mencari tahu
tentang Dewi.
Di rumah Dewi,
Nana dan Ikhsan pulang kerja. Nana berterima kasih atas bantuan Ikhsan yang
telah membantunya memberikan pisang mesir kepada Dani. Dewi merekam percakapan
mereka. Fitri dan Mei datang. Fitri, Dewi, dan Mei memaksa Nana dan Ikhsan ikut
ke rumah Didi. Mereka harus meminta maaf pada Didi dan menjelaskan semuanya. Didi
marah ketika Dewi, Fitri, dan Mei datang. Tapi setelah di jelaskan, Didi
mengerti. Nana dan Ikhsan meminta maaf karena telah merugikan Didi. Didi meminta
maaf pada Dewi dan Mei. Ia juga meminta maaf pada Fitri. Fitri meminta Didi
mengizinkannya untuk kembali pada Dani karena ia masih mencintai Dani. Didi
yang selama ini menyukai Fitri, melepaskan Fitri untuk memilih Dani. Didi
menyatakan cinta pada Dewi. Nana yang mengetahui itu langsung pulang dan
melaporkan kejadian itu pada Pak Burhan.
Dewi dan Didi,
ditemani Mei, datang kepada Pak Burhan untuk meminta restu. Pak Burhan menolak
Didi karena seorang pedagang pisang mesir. Pak Burhan mengancam akan mengurung
Dewi dan membuat hidup Dewi susah. Nana bersorak. Dani, Fitri, dan Pak Budi
datang. Pak Budi mengatakan bahwa Dewi adalah anak kandungannya yang dibawa
oleh mantan istrinya setelah bercerai. Dewi tak percaya. Pak Burhan mengakui
bahwa Dewi bukan anaknya dan menyuruh Dewi pergi dari rumahnya. Ketiak masih
diliputi kebingungan, polisi datang bersama Ikhsan. Ikhsan diduga melakukan
penggelapan uang di kantor dan Nana dicurigai sebagai rekan melakukan
penggelapan itu. Pak Burhan pingsan melihat nana digiring polisi.
Dewi meminta
restu Pak Budi untuk merawat Pak Burhan. Pak Budi mengizinkan, bahkan
memberikan kafe milik Dani pada Dewi agar bisa dikelola oleh Dewi dan Didi.
Dani akan menikah dengan Fitri. Mei diminta membantu usaha Dewi dan Didi.
-SEKIAN-
KARAKTERISASI PEMAIN
1. Dewi
: 21 tahun
Suka
dengan gratisan, pengangguran, bercita-cita menjadi pengusaha, cantik, energik,
tekad kuat, tertekan, tersisihkan dalam keluarga, menyukai Ikhsan.
2. Didi
: 21 tahun
Penjual
pisang mesir, perhitungan, kurang sabaran, keras, mudah emosional, baik,
pengertian, menyukai Fitri.
3. Fitri
: 21 tahun
Rekan
kerja Didi, penyabar, baik, susah move on dari Dani.
4. Mei
: 21 tahun
Sahabat
Dewi, pengertian, baik, mendukung Dewi, tempat curhat Dewi, menaruh hati pada
Dani.
5. Dani
: 22 tahun
Saingan
Didi, pemilik kafe, muda, menuduh Didi mengambil Fitri, sedikit licik.
6. Nana
: 20 tahun
Adik
Dewi, manja, pekerja kantoran, sombong, cantik, manis, menyukai Ikhsan,
meremehkan Dewi.
7. Ikhsan
: 21 tahun
Tetangga
Dewi, ganteng, satu kantor dengan Nana.
8. Pak
Burhan : 50 tahun
Pilih
kasih, ayah tiri Dewi, lebih menyayangi Nana, menyudutkan Dewi, blak-blakan.
9. Pak
Budi 50 tahun
Ayah
kandung Dewi dan Dani, bijaksana, pengertian.
0 Komentar