IKLAN

www.jaringanpenulis.com

SINOPSIS FTV REGULER “TUMBUK HATIKU SAMPAI HALUS”



SINOPSIS FTV REGULER
TUMBUK HATIKU SAMPAI HALUS

Cerita & Skenario
Endik Koeswoyo
Intan Larasati Aeny


Eca (23 tahun) sudah 2 tahun lamanya, bekerja sebagai sales di perusahaan produk kesehatan. Ia sejak lama menyukai teman kantornya bernama Aryo. Aryo adalah kakak kelas Eca sewaktu SMA yang selalu menolong dan mendukung Eca saat susah. Aryo selalu membantu Eca ketika ia belum memenuhi target dengan menjajakan suplemen bersama hingga melewati jam batas kerja.
Meri (27 tahun) sales supervisor, selalu perhatian terhadap Aryo dengan membawakan bekal makanan. Namun sikap Meri menandakan tidak menyukai Eca jika tengah bersama Aryo. Meri selalu beralasan mencari kesalahan Eca karena sering tidak memenuhi target penjualan. Namun Aryo selalu menenangkan suasana di antara keduanya.
Aryo yang penyabar, memberikan amplop berwarna merah muda kepada Eca dengan rasa sungkan. Eca mengira itu adalah surat cinta yang ditujukan padanya. Ternyata berita surat undangan menikah Meri dengan Aryo. Aryo (24 tahun) yang juga sebagai sales, telah menjalin hubungan bersama Meri secara diam-diam. Eca patah hati dan juga heran. Mengapa Aryo menyukai Meri, atasannya yang pemarah itu dan jauh lebih tua umurnya. Ketika Meri memberikan kritikan pedas kepada Eca yang tidak memenuhi target, Eca selalu menangis secara sembunyi-sembunyi. Selalu ada Aryo yang menenangkan hatinya ketika sedih, tapi kini Aryo tak lagi disamping Eca. Hati Eca berkeping-keping karena Eca mengira perhatian Aryo selama ini menandakan rasa suka padanya.
Eca memilih tidak datang di hari pernikahan Aryo dan Meri. Ia masih patah hati dan ingin makan yang pedas-pedas. Ia menemukan rujak bebek di pinggir jalan. Ia memesan rujak bebek dengan cabai 20 biji. 20 biji adalah tanggal pernikahan Aryo dan Meri. Namun ia tak mau dibuatkan rujak oleh Fuan (25 tahun) penjual rujak. Ia ingin menumbuknya sendiri. Ia menumbuk dengan berlinang air mata. Hingga membuat antrian pembeli rujak. Fuan kesal karena Eca sangat lama. Ia marah, tetapi Eca akan membayar dengan harga berkali-kali lipat. Pembeli rujak pada kabur. Eca yang cerewet, bercerita tanpa diminta cerita, ia sedang patah hati. Fuan tertawa karena ia lebih sering patah hati. Ia telah ditolak oleh 10 orang perempuan yang ia sukai. Eca mencoba merayu Fuan, membayar rujak dengan suplemen yang harganya lima kali lipat dari rujak. Fuan butuh uang bukan suplemen. Akhirnya Eca berjanji akan membeli rujaknya tiap hari, karena ia penyuka rujak.
Pak Joko (47 tahun) berbadan besar dan berkumis. Tampangnya memang seram, tapi ia akrab dengan Eca. Tak ada karyawan perusahaan yang memarahi pak Joko. Ia sudah lama bekerja, ia menjadi satpam senior. Pak Joko memberitahu bahwa bu Meri sedang mencari rujak keliling. Eca tau di mana letak tukang rujak dan ia mengajukan dirinya untuk membantu membelikan rujak untuk bu Meri. Ia berpikir bahwa bu Meri baru menikah dan tidak mungkin hamil. Akhirnya ia meminta Fuan membebek rujak 30 biji. Lalu menyerahkan dua bungkus rujak, satu bungkus rujak untuk pak Joko dan satunya lagi porsi rujak sangat pedas untuk bu Meri.Bu Meri merasa sangat kepedasan dan sakit perut, namun ia tidak ingin menyalahkan pak Joko karena ia menghormati pak Joko.
Eca menawarkan produk di luar ruangan, ia berkali-kali kesana-kemari ditolak pelanggan. Dari yang disangka merayu suami orang ketika menawarkan produk. Pernah menawarkan ke orang yang ternyata pencuri yang sedang dikejar-kejar orang banyak hingga membuatnya ikut berlari. Pernah juga menawarkan ibu yang kurang pendengarannya, yang membuat Eca berulang kali mengulang perkataannya. Yang akhirnya membuat ia mengelus dada karena tidak jadi membeli produknya dan tanpa sadar berlinang air mata.
 Eca selalu membeli rujak ketika ia mulai lelah menawarkan produk. Kini, semakin dekat dengan penjual rujak. Ia bercerita bahwa dirinya begitu senang mengerjai bu Meri. Eca juga senang, produknya laku ketika bersama Fuan. Setiap orang yang membeli rujak, ia tawari suplemen yang tidak akan membuat sakit perut walaupun memakan rujak dengan cabai banyak, contohnya Eca sendiri. Eca juga membantu Fuan ketika banyak pelanggan. Kadang ia yang menumbuk rujak, jika sudah selesai, ia meminta tangannya ditiup oleh Fuan karena panas terkena cabai. Eca kadang menyuapi makanan pada Fuan yang tengah menumbuk. Tapi Fuan tak mau karena tetap fokus menumbuk sambil bernyanyi dengan logat sunda nya.
Ketika Eca dimarahi bu Meri karena namanya masuk list tidak sampai target. Kadang pak Joko membela Eca, ia pahlawan setia bagi Eca. Jika Eca mulai kesal, ia selalu melampiaskan kekesalannya dengan memakan rujak karena Fuan selalu mangkal di dekat tempat Eca bekerja.
Aryo bersama Meri sedang jalan bersama ketika jam istirahat. Kini Aryo naik jabatan, tak lagi menjadi sales berkat kerjanya yang maksimal. Aryo dan Meri membeli rujak dan melihat Eca sedang bersama Fuan. Namun tiba-tiba Meri mendadak diam dan meninggalkan Aryo yang ingin memesan rujak. Fuan mendadak mematung. Eca akhirnya yang menumbuk rujak pesanan Aryo. Walaupun Aryo menanyakan tentang keadaan Eca. Namun Eca kini menjawab dengan nada yang tak sebegitu akrab dulu. Setelah Aryo mendapat rujak pesanannya. Fuan baru ingin cerita, ternyata Meri adalah cinta pertama Fuan yang pernah menolaknya dulu karena beda status sosial. Eca merasa cintanya kandas, senasib dengan Fuan.
Ketika Fuan menjajakan rujaknya di jalanan bersama Eca. Eca mengambil gelas kaca milik Fuan dan membunyikannya dengan sendok. Ia berteriak dengan slogan “Rujak Sehat YES, Perut Goyang No”. Fuan yang mendengarnya tertawa, mecubit pipi Eca yang cubby, yang masih terisi rujak di mulutnya. Eca tampak salah tingkah, ia kembali melanjutkan teriakan slogannya. Lalu mereka beristirahat di bawah pohon. Seorang ibu bernama Hamidah (35) datang bersama suaminya, Ari (38 tahun). Ari tiba-tiba memeluk Fuan. Hamidah tampak menangis bahagia. Fuan sudah kenal akrab dengan mereka. Mereka adalah pelanggan yang rutin membeli rujak dagangannya. Mereka sudah sepuluh tahun lamanya tidak dikarunia anak. Setelah rutin memakan rujak Fuan. Hamidah hamil. Mereka memberikan Fuan hadiah. Mobil pickup mengangkut 10 pikulan rujak untuk Fuan. Pak Ari juga akan memberikan salah satu tempat restorannya kepada Fuan sebagai modal usaha. Fuan menangis bersujud mengucapkan syukur. Eca tampak kaget, bersalaman dengan Ari, anak pemilik perusahaan tempat ia bekerja. Eca mengelus punggung Fuan, ikut bahagia. Lalu bu Hamidah memesan rujak tanpa cabai. Fuan seperti biasa menumbuk rujaknya sambil bernyanyi manuk dadali. Dulu ia pernah bermimpi menjadi seorang penyanyi. Ia selalu ingat lagu yang dinyanyikan ibunya sejak ia kecil. Lagu yang menggambarkan burung garuda gagah dan perkasa, terbang tinggi menggapai mimpi. Kini mimpinya untuk sukses telah sampai, walau bukan menjadi penyanyi. Ia selalu memakai totopong atau iket di kepala, pemberiannya ibunya sebelum meninggal. Sejauh apapun merantau, ia akan ingat tanah Sunda.
Kini Fuan membuka restoran baru atas modal bantuan dan ditambah tabungan miliknya. Dihadiri oleh Eca, keluarga Ari, karyawan restoran, juga karyawan pikulnya. Setelah peresmian restorannya, ia mengungkapkan perasaan Eca di depan banyak orang. Fuan tidak tahu caranya romantis, maka dari itu ia selalu gagal menembak cewek. Ia memberikan tempat tumbukan rujak kepada Eca berisi sekotak cincin, lalu membuka buku yang nampak usang sampulnya, tentang cara menyatakan perasaan kepada wanita. Melantunkan kalimat-kalimat gombalan yang indah. Semua yang menyaksikan tertawa, Ecapun menahan senyum. Eca telah menghaluskan hatinya yang pernah remuk. Fuan berniat untuk melamar Eca. Eca memeluk Fuan di depan banyak orang. Fuan tersenyum malu. Eca menyuruh Fuan memakaikan cincin di jarinya. Lalu Eca menumbuk rujak dengan cabai sesuai tanggal peresmian restoran yakni tanggal 25. Eca menyuapi Fuan dengan paksa, ia tahu bahwa Fuan tak suka pedas. Fuan langsung cepat-cepat meminum suplemen sebelum akhirnya memakan rujak yang luar biasa pedas baginya.

-   SEKIAN -



KARAKTERISASI PEMAIN

1. ECA(23 Tahun)

Gadis sales suplemen kesehatan, cantik tapi sedikit tomboy. Cerewet, baik-suka memberi makanan di lingkungan kerjanya. Ia kadang cengeng namun berusaha tegar di depan teman-teman kerjanya.

2. ARYO(24 Tahun)

Seorang sales suplemen kesehatan yang pekerja keras sehingga naik jabatan sebagai supervisor. Ia sangat penyabar, selalu menjadi penengah jika Meri memarahi Eca. Kakak kelas Eca sewaktu SMA, sudah lama menjadi sahabat Eca. Kebaikan Aryo, tanpa sadar memberikan perhatian lebih kepada Eca sehingga membuat Eca jatuh cinta. Selalu menenangkan Eca ketika merasa patah semangat.

3. MERI (27 Tahun)

Sales supervisor yang cantik, cerewet, dan pemarah. Namun ia tidak pernah memarahi pak Joko, satpam senior di kantornya. Ia suka masak, selalu membawakan bekal makanan yang enak rasanya untuk Aryo, lelaki incarannya.



4.  FUAN (25 Tahun)


Tukang rujak bebek keliling, yang sering lama mangkal di depan kantor Eca. Lelaki yang tidak romantis, hingga pernah ditolak 10 wanita.


5. PAK JOKO (47 Tahun)

Satpam senior, menjadi satpam pertama semenjak berdirinya perusahaan suplemen kesehatan ini. Dihargai oleh semua pekerja di kantor.

6. Hamidah (35 tahun)

Berbadan gemuk, pembeli langganan rujak buatan Fuan.  Istri dari pengusaha sukses yang membuka banyak restoran. Sudah lama tidak dikaruniai anak.

7. ARI (38 tahun)

Pengusaha sukses, suami Hamidah yang bernazar akan memberikan sebagian hartanya ketika Hamidah hamil. Anak dari pemilik perusahaan suplemen kesehatan tempat Eca bekerja.

Posting Komentar

0 Komentar