JASA SKRIPSI VS MAHASISWA
ABADI
Cerita & Skenario
Endik Koewsoyo
Jihan Suweleh
Renata (21 tahun)
berpelukan di taman kampus bersama dua sahabatnya, Indah (21 tahun) dan Tamara
(21 tahun). Mereka sangat senang karena bisa bimbingan skripsi dengan dosen
pembimbing yang sama. Ketika mereka asyik berpelukan, tiba-tiba ada yang
melempar botol dari seberang jalan. Botol itu mengenai kepala Renata yang
akhirnya membuat ia sangat marah. Tamara dan Indah menenangkan Renata, mereka
bilang mungkin itu tidak sengaja karena Renata duduk di sebelah tong sampah,
tetapi Renata tetap saja marah-marah. Ia kesal karena lelaki yang bermotor
ninja merah itu sudah buang sampah sembarangan. Ia bilang pada kedua temannya
bahwa lelaki itu pasti orang yang tidak bisa bertanggungjawab pada dirinya
sendiri karena suka menyepelekan hal-hal kecil yang berdampak besar pada
kehidupan.
Esoknya mereka
menemui Pak Teguh (54 tahun) dosen
pembimbing mereka yang terkenal killer dan suka mempersulit kelulusan mahasiswa
karena memberi banyak revisian. Reza (26
tahun) datang bersama Boy (25 tahun)
dengan motor mereka masing-masing. Mereka yang sedang memarkir motor di kampus
langsung kaget karena Reza dijambak dari belakang oleh Renata sambil
marah-marah. Renata berjalan bersama kedua temannya dan Pak Teguh seusai mereka
bimbingan, ia melihat Reza dan langsung ingat motor, warna motor dan plat nomor
yang melempar botol kemarin di taman kampus. Pertengkaran pun terjadi. Renata
yang galak dan suka kebersihan berhadapan dengan Reza yang cepat tersulut api
dan tidak mau disalahkan. Ketika mereka sibuk bertengkar, Pak Teguh malah ikut
marah-marah. Pak Teguh bilang pada Reza bahwa ia mahasiswa abadi yang tidak
tahu diri, sudah jarang bimbingan, datang terlambat dan malah buat onar.
Mendengar itu, Renata langsung meledek Reza, ia bilang pantas saja buang sampah
sembarangan, ternyata memang lelaki di hadapannya ini hidupnya tidak jelas, dan
tidak disiplin.
Suasana
semakin ribut dengan argumen mereka masing-masing. Pak Teguh betul-betul marah
dan akhirnya mengusir mereka semua dari hadapannya. Reza bertanya pada Pak
Teguh bagaimana dengan bimbingannya? Pak Teguh malah memarahinya karena ia
datang terlambat. Karena mereka hanya diam, Pak Teguh meninggalkan mereka,
sedangkan Reza kembali bertengkar dengan Renata di parkiran. Tamara, Indah, dan
Boy mencoba melerai sejak tadi tetapi tetap tidak bisa. Akhirnya Boy pergi, dan
karena tidak mau ditinggal, Reza kabur dari hadapan Renata. Dua hari kemudian,
mereka semua kembali bertemu untuk bimbingan skripsi. Pertengkaran terus saja
terjadi antara Reza dan Renata, melihat itu, Pak Teguh marah lagi, dan mereka
kembali diusir, tidak jadi bimbingan.
Di luar ruangan, Reza marah pada Renata, katanya kalau saja ia
tidak terus-terusan mengajak ribut, sudah pasti ia cepat lulus. Renata kesal,
karena Reza kan memang mahasiswa abadi (toku) jadi bukan karena dirinyalah Reza
tidak lulus-lulus. Mereka bertengkar semakin hebat. Indah, Tamara dan Boy
mencoba melerai mereka tapi tidak bisa. Akhirnya Pak Teguh keluar ruangan dan
menyiram Reza dengan air putih di gelasnya, Pak Teguh kesal karena mereka
berisik. Setelah Pak Teguh masuk kembali, Reza dan Renata bertengkar lagi
tetapi dengan berbisik. Besoknya Renata, Indah, dan Tamara bimbingan, Pak Teguh
berubah lembut karena di sebelahnya ada Indah yang ia taksir. Tiba-tiba Reza
dan Boy datang, karena Boy sudah menasehati Reza agar meminta maaf pada Pak
Teguh—biar skripsinya lancar—maka Reza menurutinya. Ia meminta maaf pada Pak
Teguh. Awalnya dosen killer itu tidak terima, tapi karena kasihan akhirnya
diterimalah permintaan maafnya. Pak Teguh bilang, mestinya Reza belajar dari
Renata, karena dia mahasiswi berprestasi di kampus.
Mendengar itu, Reza kesal dan tidak percaya, Renata juga kesal,
ia bilang kalau ia tidak akan mau mengajari orang yang seperti Reza, mereka
bertengkar lagi lalu Pak Teguh mengusir mereka lagi. Mereka terpaksa pergi dari
ruangan, kecuali Indah, karena Pak Teguh menahannya dengan modus bimbingannya
dengan Indah belum selesai. Indah kesal tapi mau bagaimana lagi, semua ini demi
skripsinya. Pulang dari sana, Reza curhat pada Boy bahwa ia kesal sekali dengan
Renata, ia ingin menjailinya. Mereka akhirnya mencari tahu siapa Renata dan
ketemulah bahwa Renata adalah penjual jasa skripsi di kampusnya. Boy bertugas
untuk menyebarkan informasi diam-diam agar banyak yang memakai jasa skripsi
Renata. Karena informasi itu, Renata tiba-tiba kebanjiran job skripsi, dengan
semangat ia kerjakan skripsi para mahasiswa. Sesuai peraturan jasa skripsinya, para
mahasiswa wajib membayar setengah harga ketika selesai Bab 1, dan membiayai
makan minum ketika mereka mengadakan pertemuan. Namun, karena Boy berkata jasa
tersebut gratis, jadilah Renata kena sialnya. Renata sedih tidak ada yang
membayar.
Melihat itu,
Reza girang dan merasa dendamnya terbalaskan. Sedangkan Boy tiba-tiba murung,
ia merasa bersalah. Ia mendekati Renata dan teman-temannya, ternyata mereka
adalah orang-orang baik, ia meminta maaf pada Renata dan mengakui kesalahannya.
Renata kaget dan tak menyangka Reza bisa sejahat itu. Hubungan Boy dan Renata
semakin dekat, Boy dibantu mengerjakan skripsi sampai-sampai ia nyaman bersama
Renata. Reza marah ketika tahu kedekatan mereka, Reza mengadu pada Pak Teguh
bahwa Renata selama ini menjual jasa skripsi di kampus demi mendapat uang,
karena jasa skripsi dilarang keras di kampus mereka maka Pak Teguh marah besar
pada Renata, ia memanggil Renata dan menskors dirinya beberapa minggu. Renata
menangis dan marah pada Reza, tapi Reza tidak peduli. Ia senang Renata merasa
hancur karena ia kepalang kesal dengan Renata yang sudah menjauhkan dirinya
dengan Boy, sahabatnya. Boy marah pada Reza, tetapi Reza lebih marah lagi dan
memaksa Boy untuk memilih sahabatnya sendiri atau perempuan itu. Karena ia tahu
Renata baik, maka Boy memilih Renata. Reza semakin benci pada Renata.
Pak Rahmat (50 tahun) adalah pemilik butik di
mana Renata bekerja. Ia sangat menyukai sikap dan cara kerja Renata yang
disiplin. Karena itu ia sering membantunya membayar biaya rumah sakit ayah Renata
yang terkena radang paru-paru. Sebagai bos, ia juga sangat perhatian, mengantar
pulang Renata, kadang juga mengantar jemputnya ke kampus. Suatu ketika Reza
melihat Pak Rahmat alias ayahnya bersama Renata di dalam mobil. Reza
mengikutinya hingga ke lobi mall. Reza langsung melabrak Renata di depan umum.
Ia bilang bahwa Renata cewek matre yang suka godain om-om, dan melakukan apa
saja demi mendapatkan uang. Renata sakit hati, dan menangis. Ia tidak tahu
bahwa Pak Rahmat adalah ayahnya Reza, dan Pak Rahmat tidak tahu kalau Reza
mengenal Renata. Pak Rahmat akhirnya bertengkar dengan Reza dan membiarkan
Renata pergi. Pak Rahmat mencoba bercerita pada Reza bahwa Renata itu anak
baik, awalnya Reza marah dan tidak ingin mendengar, tetapi lama-lama ia luluh
juga karena diberitahu bahwa ternyata Ayah Renata sedang sakit keras di
kampungnya. Reza merasa sangat bersalah. Ia mencarinya untuk meminta maaf,
namun Renata sudah sulit ditemui, ia tidak bekerja, dan tidak di kampus karena
masih diskors.
Reza menemui
Boy di taman kampus, ia meminta maaf dengan semua kesalahannya. Boy awalnya
kesal tapi karena ia menyayangi sahabatnya maka ia maafkan. Ia membantu Reza
meminta maaf pada Renata namun Renata terlalu terpukul dan sulit menerima
permintaan maaf itu. Tanpa lelah, Boy dan Reza memohon pada Renata, hingga
akhirnya dimaafkan juga. Lalu mereka bertiga menjadi dekat. Renata membantu
mereka mengerjakan skripsi, dan dari situlah Reza mulai jatuh hati pada Renata.
Sedangkan Boy memang sudah menyukai Renata lebih dulu, karena itu mereka kerap
kali cari perhatian pada Renata agar ia lebih dekat pada salah satu dari
mereka. Boy orang yang sangat perhatian, dan dewasa, sedangkan Reza orang yang
mudah marah, pemalas, tidak mau disalahkan, tetapi humoris dan bisa mencairkan
suasana. Renata sulit memilih namun ia merasa lebih bahagia ketika bersama Reza
meski ia tidak pernah mengatakannya.
Indah rindu
pada Renata dan berkata padanya akan membantu Renata untuk mempercepat masa
skorsingnya, ia akan membujuk Pak Teguh, tapi karena dosen itu suka padanya
maka ia meminta syarat, Indah harus mau makan malam dengannya. Demi Renata, ia
menyetujuinya. Pak Teguh adalah dosen yang terkenal killer, namun di hadapan
Indah ia menjadi sangat mengayomi sekaligus gombal, tetapi Indah tetap tak bisa
menyukainya karena Pak Teguh terlalu tua. Setelah itu, akhirnya Renata boleh
kuliah kembali. Mereka semua kembali bimbingan, Pak Teguh senang dengan progres
skripsi Reza dan Boy, lalu Reza menjawab semua itu karena Renata yang selalu
membantu mereka. Melihat kebersamaan Reza dan Renata, Tamara cemburu, ia yang
diam-diam selama ini menyukai Reza menjadi begitu kesal harus menelan
mentah-mentah bahwa sahabatnya yang selalu membuatnya iri sekali lagi
mendapatkan apa yang selama ini ia harapkan.
Tamara tidak
mau berpikir panjang, ia mengambil kesempatan dengan mendekati Reza, dan
membicarakan hal yang buruk tentang Renata kepadanya agar ia membenci Renata.
Sejak awal Tamara iri dengan kepintaran, dan kecantikkan Renata. Sedangkan
Indah yang tulus pada Renata tidak bisa berbuat apa-apa, dan karena ia mudah
dipengaruhi maka ia lebih memilih Tamara ketimbang Renata. Melihat keadaan yang
berubah, Boy mendekati Renata untuk membuatnya merasa lebih baik. Melihat
Renata dekat dengan Boy, Reza semakin geram, dan marah pada Renata. Di situ
mereka kembali bertengkar seperti semula. Reza bilang Renata perempuan murahan
(sesuai dengan fitnah dari Tamara). Mendengar itu, Renata sangat terpukul. Boy
marah pada Reza tetapi Reza merasa ia benar karena Renata seolah seperti
menyukainya tapi ternyata dekat juga dengan Boy, ia merasa diberi harapan palsu
karena mereka sudah seperti saling mencintai, melewati hari-hari bersama
layaknya orang yang berpacaran.
Tamara
keceplosan pada Indah kalau ia senang sudah mengadu domba Reza, Boy, dan
Renata. Indah kaget dan marah pada Renata, ia akhirnya menyeret Tamara untuk
meminta maaf pada semuanya. Awalnya Tamara menolak tetapi akhirnya mau juga
karena selama Reza dan Renata bertengkar pun, Reza tetap tidak bisa mencintainya
kendati ia selalu ada untuk Reza. Renata sangat terkejut namun ia memaafkan
sahabatnya itu karena ia menyayangi mereka. Reza dan Boy kesal dengan Tamara
namun akhirnya memaafkannya. Hari-hari berjalan menyenangkan setelahnya, Boy
merelakan Renata dengan Reza karena ia melihat mereka saling mencintai. Reza
menyatakan cintanya pada Renata di depan Pak Teguh, dan mahasiswa bimbingan
lain. Renata sangat tersipu malu sekaligus terharu. Melihat itu, Pak Teguh juga
tidak mau kalah, ia menyatakan cintanya pada Indah, tetapi Indah menolak dan
malah kabur, bukannya malu, duda tua itu malah mengejar Indah dan terus
mengatakan cinta padanya sehingga suasana jadi gaduh dan seru. Sementara Reza
dan Renata saling bertatapan, dan melempar senyum yang malu-malu.
-
SEKIAN
-
KARAKTERISASI
PEMAIN
1. RENATA (21 Tahun)
Cantik, pintar, modis, galak, suka kebersihan, dan
disiplin. Anak satu-satunya dari keluarga sederhana. Bekerja di butik sebagai
pelayan. Mandiri, dan sayang pada orang tua.
2. REZA (26 Tahun)
Putih, tinggi, ganteng, mahasiswa abadi karena 12
semester tidak lulus-lulus, malas dan tidak disiplin, mudah marah, tidak mau
disalahkan.
3. TAMARA (21 Tahun)
Bertubuh mungil, cerewet, diam-diam tidak suka
Renata dekat dengan Reza, selalu iri pada kepintaran dan kecantikkan Renata.
4. INDAH (21 Tahun)
Cantik, mewah, tulalit, penyayang, rela berkorban
demi sahabatnya, tapi mudah terpengaruh.
5. BOY (25 Tahun)
Wajahnya manis, tubuhnya kerempeng, penyuka motor
tua, baik dan dewasa.
6. PAK TEGUH (54 Tahun)
Dosen killer, rambut klimis, gaptek dan selalu
meminta Indah untuk mengajarkan cara memakai laptop dan bermain internet agar
bisa selalu dekat dengannya.
7. PAK RAHMAT (50 Tahun)
Pemilik butik tempat Renata bekerja, sering
dipanggil Om-om ganteng oleh para pegawainya, bijaksana, royal, dan perhatian.
Masih memiliki istri, dan anak bernama Reza.
0 Komentar